[caption id="attachment_398440" align="aligncenter" width="300" caption="Museum Samudera, Melaka"][/caption]
Museum (dalam bahasa Melayu disebut muzium) Samudera menjadi salahsatu tujuan wisata kami ke Melaka beberapa waktu yang lalu. Bersama rombongan yang terdiri dari rekan satu team di tempat kerja, sampailah kami ke wilayah selatan Malaysia ini. Dari Kajang, Selangor, perjalanan ke tempat ini memakan waktu kurang lebih 1 jam 30 menit dengan kendaraan pribadi melalui sedikitnya tiga pintu tol
Museum yang terletak di jalan Queyside tak jauh dari hilir sungai Melaka ini merupakan replika dari sebuah kapal milik portugis di abad ke-15. Adalah Kapal Flo De La Mar, dibangun di Lisabon, Portugis pada tahun 1502. Kapal ini menjalankan ekspedisi mencari rempah-rempah untk dibawa ke Eropa dibawah nahkoda Alfonso D Alburquerque. Namun pada 1511, terjadi pergolakan politik yang mengakibatkan wilayah Melaka jatuh ke tangan Portugis. Pada tahun 1512, Flo De La Mar karam di perairan selat Malaka dalam perjalanan kembali ke Lisbon. Konon dengan membawa harta karun yang dikatakan bernilai mencapai 80 juta dolar. Harta berupa emas, perak, timah dan perhiasan berharga tersebut sempat menjadi rebutan tiga Negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Portugal. Akan tetapi, sampai hari ini harta karun tersebut belum juga berhasil ditemukan.
Dengan tiket masuk seharga RM 6.00 untk pengunjung warganegara asing, fasilitas yang bisa didapat meliputi audio tour. Fasilitas ini memungkinkan pengunjung mendapatkan informasi  dengan bantuan sebuah headphone.
[caption id="attachment_398442" align="alignleft" width="210" caption="Ruang Kapten"]
Museum yang dibangun pada tahun 1990 ini mempunyai panjang 36 meter, tinggi 34 meter dan lebar 8 meter. Terdiri dari 3 lantai yang seluruhnya terbuat dari kayu berkualitas tinggi dari Terengganu. Di setiap lantainya  tersaji informasi mengenai sejarah maritim di Melaka. Mulai dari kedatangan Portugis, kejatuhan Melaka ke tangan Belanda, Inggris, kemudian di masa invasi Jepang ke wilayah ini.
Dalam museum ini tersimpan koleksi berupa lukisan-lukisan tentang kegiatan ekonomi di laut pada masa silam. Diorama perdagangan barter, beberapa replica kapal Portugis, mata uang kuno dari kesultanan Melaka, aneka jenis meriam milik portugis serta koleksi perangko bertema maritime dari seluruh dunia juga menjadi daya tarik sendiri.
[caption id="attachment_398444" align="alignright" width="210" caption="Antara Koleksi di Dalam Museum"]
Selain mendapat pelajaran sejarah dan pengetahuan kemaritiman, pengunjung juga bisa berfoto dengan suasana lima abad yang lalu di atas sebuah kapal dagang Portugis. Tertarik singgah ke Museum Samudera?  Tempat ini dibuka mulai pukul 9.00 pagi – 5.30 sore waktu setempat di hari Senin-Kamis dan tutup pukul 9.00 malam pada hari Jumat hingga Minggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H