Mohon tunggu...
Tyaseta Rabita N S
Tyaseta Rabita N S Mohon Tunggu... Human Resources - Tyas

Senang saling membantu, dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saran Mengakhiri Kekerasan Anak dan Perempuan

3 Januari 2017   20:13 Diperbarui: 3 Januari 2017   20:33 2097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Three Ends KPPPA adalah End Violence Against Women and Children (akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak), sumber : google. 

Kekerasan sering menjadi suatu hal yang wajar untuk mendidik,  namun kekerasan baik kepada anak ataupun kepada perempuan memiliki dampak buruk. Kekerasan pada anak dilakukan karena anak yang nakal atau anak yang menjadi korban pelampiasan kekerasan yang dialami oleh individu baik dalam keluarga ataupun dalam lingkungan. Kekerasan pada perempuan dilakukan karena adanya anggapan istri atau anak perempuan yang menginjak remaja hingga dewasa (masuk ke dalam kategori perempuan) melakukan perlawanan terhadap perkataan dan atau perilaku atau sering dikenal dengan melawan, kekerasan bisa terjadi karena pemerkosaan yang sering berakhir pada pembunuhan terhadap si perempuan. 

Kekerasan bisa berbentuk verbal dan fisik. Verbal seperti perkataan yang merendahkan, menghina, perkataan kasar, mengancam. Fisik seperti memukul, menjewer, menendang. 

Banyak anak dan perempuan menjadi trauma karena kekerasan, ada diantara mereka yang mengalami kekerasan melakukan kekerasan kembali untuk melakukan balas dendam dengan menyakiti orang lain, ada diantara mereka yang menyalurkan kekerasan yang dialaminya dengan bermain game, atau melakukan kegiatan negatif, ada anak dan perempuan yang meneruskan tradisi bicara kasar dan berperilaku memukul, menjewer, menendang ke anak kandung atau anak tirinya kembali dan anaknya akan melakukan perilaku yang sama atau dalam bahasa Psikologi disebut dengan modelling.

Kekerasan juga bisa terjadi secara halus maupun kasar dengan melakukan diskriminasi.

Untuk mengakhiri kekerasan anak dan perempuan, saya menyarankan adalah dengan tidak melihat yang salah dalam masalah apalagi membesar-besarkannya namun carilah jalan keluar secara damai dan demokrasi, tidak melakukan diskriminasi atau bersikap adil terhadap sesama khususnya kepada anak dan perempuan, mengakhiri mata rantai kekerasan dengan menghilangkan kekerasan sejak dini baik verbal maupun kekerasan fisik, tidak mendidik dengan kekerasanm berbicara sopan dan santun kepada sesama, menghargai dan menghormati sesama, tidak menonton tayangan kekerasan, tidak membaca adegan kekerasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun