Suatu hari, hiduplah seorang yang bernama 0 (kosong). Ia mempunyai ciri buta, tuli, bisu, serta sakit lain yang dideritanya sepanjang hidupnya.
O bersekolah di haus, disana begitu sangat amatlah menyenangkan. Ia bisa berbuat onar sesukanya. Tapi, ternyata, takdir berkata lain...0 pun akhirnya pindah ke Indonesia.
Namun, identitasnya terpaksa diganti karena sistem yang berlaku di semua sekolah lingkungan 0 berada. Pendidikan ia tempuh, sampailah ia di masa SMP.
Masa itu, adalah bagai awan hitam yang menaungi kota. Hitam bak ban. 0 harus menerima pujian "Kamu anak perempuan rendahan!" dan jeweran disertai pemukulan sapu lidipun dilakukan oleh 1.
Derita itupun berlanjut, 1 selalu menghantuinya. SMA, tepat kelas 3 dimana ia seharusnya bisa bersaing dengan teman yang dipilihkan untuknya yakni yang berprestasi semua. Coba aja bayangin, sekelas sama juara umum, juara satu sampai sepuluh. Minder...makin berantakan....Syukurnya 0 lulus dengan nilai sempurna waaw 3!
Masuklah 0 ke perguruan tinggi ternama, ia pun mengasingkan diri. 0 ingin membunuh orang dan dirinya sendiri! Namun, angka selanjutnya menolongnya... Terima kasih Tuhan udah nolong si 0.
0 terburu-buru untuk lulus, soalnya adik-adik tercintanya mau pindah sekolah! Mati! Penguberanpun dilakukan....
Lulus! IPK 3,8! Hebat!
Terus...
Motong jalur karena 0 ingin belajar, maka ia pun kuliah lagi. Tapi....ia direndahkan...hebat!
Berawal dari 0 dimintai 1 uang untuk tugas komputer, padahal cuma secuil, seperti itu? Padahal, yang buat programnya ya si 0 itu. Perseteruan 0 pun berlanjut....Saat itu, ia mendengar temannya yang embeer mengadu dombakan 1, 0 mendengar 1 tertawa terbahak-bahak sambil berkata "Lucu ya....kita lihat perilaku berikutnya apa lagi".
Lalu, saat kelas M, 1 minta tolong untuk dibantu dibersihin tuh hati sama pikirannya...Tapi, tiada yang bergerak sedikitpun...0 pun dengan sukarela membantu, sekalipun kagetnya bukan main yaaa...saat dengar "gara-gara 0 nih saya begini" dan 0 hanya bisa terdiam.
Kemudian, saat 0 mentag temannya ke suatu informasi dimana niat 0 adalah mengajak teman-temannya yang normal untuk ikut serta 0 pun mendengar celotehan 1 yang bilang "Haha ambisinya ketahuan banget sih". Loh, 0 kan cuma mau bantu ubah kenapa kok malah dituding-tuding gitu?
Udah gitu, sampailah 0 disuatu tempat di sekolahnya. Ia sedang berdiskusi dengan teman-temannya yang normal daaaan lagi-lagi 1 menyerangnya saat 0 menyampaikan pendapat. Katanya "Pengen banget sih diakui,ahahaha" dan intinya sih perkataan yang menyuruhnya untuk diam. 0 pun diam dan menerima.
0 kebingungan mengikuti sekolahnya, soalnya uangnya luar biasa banyak, temen-temennya rajin semua. Orang libur berteriak kegeringan. Loh kok bingung? Iya 0 frustasi berat karena tiada kegiatan apa-apa. Belum lagi, 0 harus menerima jadwal yang cepat dan sangatlah teratur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H