Perubahan sosial yang terjadi di Inggris pada masa pemerintahan Ratu Victoria (1837-1901) sebagai akibat dari paruh terakhir revolusi industri mengarah kepada perubahan-perubahan sosial serta perkembangan ekonomi dan teknologi yang sangat pesat.
Hal ini berkaitan dengan adanya revolusi industri yang meningkatkan kemakmuran sehingga meningkatkan kegiatan intelektual dan ilmu pengetahuan.
Pada masa itu membaca karya sastra sudah menjadi bagian hidup para bangsawan maupun para terpelajar yang mempunyai waktu dan uang untuk memenuhi hobinya atau bahkan mempelajari keahlian- keahlian dasar yang diperlukannya serta Banyak faktor termasuk pertumbuhan pendidikan tinggi, pengaruh masyarakat Victoria, serta penggunaan lampu gas menyebabkan membaca menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan.
Meningkatnya jumlah pembaca secara luas menyebabkan penulis dapat hidup dengan menjual karya-karyanya secara besar-besaran kepada publik dan juga Kebiasaan mereka membaca tersebut mengubah cara-cara penulis yang berkerja untuk patron sastranya yaitu orang-orang yang akan mendanai/membiayai biaya hidup penulis dan secara efektif memberikan hadiah berupa uang kepada para penulis atau posisi-posisi penting berkat karya-karya mereka.
Patronase ini oleh sebagian kecil orang-orang kaya cenderung untuk membatasi gaya dari karya-karya yang dihasilkan. Patronase ini oleh sebagian kecil orang-orang kaya cenderung untuk membatasi gaya dari karya-karya yang
dihasilkan.
Punch dan Household Worth adalah dua majalah tersebut. Ketika seluruh cerita telah diserialkan, bagian- bagiannya di gabungkan ke dalam sebuah karya lengkap yang kemudian diterbitkan menjadi novel trilogi daripada hanya menjadi sebuah/satu novel, ada pun karya-karya
Dickens banyak diterbitkan secara demikian.
Penerbitan itu semacam dipromosikan oleh
perpustakaan Leviathan milik Charles Mudie, yang merupakan pelanggan dan salah satu perpustaakaan populer di Inggris.
Pada latar belakang sosial masyarakat inggris periode victoria era ini juga mengalami perubahan sosial terbesar dalam sejarah Inggris adalah perpindahan masa populasi antara tahun 1750-1850 dari pedesaan ke perkotaan (urbanisasi).
Kelas sosial bawah diubah dari para petani kecil dan pengrajin pedesaan menjadi kaum urban proletar dan kelas menengah bawah buruh industri. Gerakan ini dipercepat oleh dua kekuatan yaitu revolusi industri yang sudah diuraikan di atas dan juga revolusi pertanian yang dibawa oleh para tuan tanah dan para buruh di pabrik-pabrik yang dioperasikan oleh mesin uap. Â
kota-kota industri baru itu adalah tempat-tempat bagi para pekerja pada era ini. dua kekuatan yang sangat berpengaruh dalam kota-kota industri tersebut adalah methodism dan nonconformity.
Metodisme ini bergerak dalam bidang spiritual sedangkan nonconfornity memiliki kontribusi yang kuat dalam bidang sosial dan merupakan pendukung partai Liberal pada abad 19.