Mohon tunggu...
ahmad tian saputra
ahmad tian saputra Mohon Tunggu... - -

Anak kedua dari 4 saudara, dan pengen bahagiain orang tua dan keluarga pastinya..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lucunya Dunia Pendidikan di Indonesia

7 Juni 2016   16:08 Diperbarui: 18 Juni 2016   16:50 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lucunya Dunia Pendidikan di Indonesia

            Bisa di katakan lucu iya, bisa di katakan aneh iya. Tapi ini lah sekarang bagaimana lucunya pendidikan di Indonesia sendiri. Tidak tahu mengapa selalu ada kasus tentang bagaimana kurang baiknya guru memperlakukan siswa nya yang melakukan kesalahan yang dianggap guru itu tidak layak untuk dilakukan. Sampai – sampai marahnya guru itu membuat dia bermain “Fisik”? Kita lihat dulu zaman pendidikan dulu, bagaimana seorang murid nya menghormati selalu dan taat akan aturan yang di berikan oleh gurunya agar murid mematuhinya. Beda jauh dengan sekarang, dimana siswa nya sudah jarang mematuhi perintah guru – gurunya. Dan tidak tahu siapa yang harus di salahkan dalam masalah seperti ini, apakah salah guru yang kurang memberikan pendidikan tentang sopan santun, atau salah orang tua yang kurang mendidik anak dalam lingkungan keluarga?

Seperti dalam kasus Guru “CUBIT” siswa, guru di masukkan penjara? Ntah mengapa kasus seperti ini bisa terjadi dan seperti merugikan kedua belah pihak. Mengapa saya bilang kedua belah pihak, menurut dari penjelasan teman ibu maya ini “Saat itu, Ibu guru Maya hendak menunaikan shalat Duha di Mushallah. Dua orang siswa kejar – kejar dan baku siram sisa air pel, dan ibu guru yang lewat kena siraman. Siswa di panggil ke BK dan dicubit, jelas Ade (tmean ibu maya) diujung telepon. Lebih lanjut Ade menuturkan bahwa ketika si anak pulang sekolah, ia langsung melapor ke orangtuanya. Lalu orang tua siswa yang berprofesi sebagai polisi itu melanjutkan laporan ke pihak yang berwajib. (tribuntimur.com, Sabtu 14/5/2016)

Setelah sekian lama kasus ini mendekam dan baru di proses sekarang dari tahun 2015 bulan agustus lalu, barulah semua nya terungkap. Ternyata pencubitan yang di lakukan ibu maya bukan hanya sekali, Namun ada banyak
 menurut laporan orang tua murid bahwa anaknya mengalami luka lebam yang banyak, “Anak saya dipukul seperti seorang pelaku kriminal, ditinju kepalanya, ditinju dada kiri kanan dan di cubit paha kiri kanan” (KabarSiang,Tvone, 12:53)

Dan seperti yang terjadi di Purwakarta pun dalam kasus yang sama, kepala sekolah SDN 01 ciwareng berselisih dengan salah satu orang tua murid anak didiknya sendiri. Ia diduga menampar siswanya tersebut karena asyik bercanda pada saat upacara. Merasa geram karena tindakan yang dilakukan kepala sekolah tersebut, orang tua memanggil lalu menampar balik sebagai balasan atas tindakan yang dilakukan kepada anaknya tersebut. Kejadian yang terjadi jum’at (3/6/2016) yang mengundang perhatian Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Pada senin (6/6/2016), Dedi memangil kepala sekolah dan orang tua siswa tersebut ke rumah dinasnya. Pak dedi memberikan solusi untuk kedua belah pihak dan mempersilakan orang tua siswa untuk melaporkan perbuatan kepala sekolah yang dianggap melanggar hukum kepada pihak polisi dan memberikan bukti hasil visum. Tetapi selama proses penyidikan, murid tidak boleh dulu masuk sekolah. Tah hanya itu saja pak dedi juga mempersilakan kepala sekolah agak melakukan hal yang sama seperti yang dianjurkan pak dedi kepada orang tua siswa. Dan akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk berdamai dan mengakhiri perselisihan. Disini dapat dilihat Komunitas politik, dimana ada kelompok yang berperan untuk menyelesaikan perbedaan atau mengupayakan pengambilan keputusan dengan cara – cara damai.

Bahwa di dalam UU no.14 tahun 2005 tentang guru, adalah seorang pendidik prodesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini melalui jalur formal pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dan menurut pandangan Ki Hajar Dewantara pun, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan kerohanian, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Sedangkan dalam pasal ayat 1 ayat 4 UU RI no 20 tahun 2013 dimana peserta didik atau siswa adalah anggota masyarakat yang beusaha mengembangkan diri mereka melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Disini dapat kita lihat bahwa Guru dan Siswa itu memang saling berkaitan dan ketergantungan, guru sebagai pengajar memberikan ilmu atau pengetahuan kepada siswa. Sedangkan siswa sebagai peserta didik membutuhkan pengetahuan, ilmu dan hal lainnya dalam membentuk jiwa kepribadian, bagaimana menjadi anak yang baik, sopan santun dan menghargai orang yang lebih tua.

Dan disini pun saya akan memberikan beberapa tips bagaimana seorang guru menghadapi muridnya yang sedikit nakal, dan sebenernya tips – tips ini merupakan pengalam saya dari sekolah TK – SMA dulu bagaimana peran guru saya dalam menghadapi muridnya yang melakukan kesalahan di luar batas, berikut tips nya :

  • Mencoba untuk lebih sabar dalam menghadapi seorang siswa jika siswa itu sendiri seperti membuat sedikit kesalahan.
  • Jika siswa melakukan tindakan yang tidak baik, coba diberikan arahan yang lebih memberikan sesuatu yang baik bagi dirinya (siswa), bukan malah menyakiti atau memarahi dengan perkataan yang tidak baik.
  • Apabila siswa memiliki masalah dengan teman di sekolahnya, seperti : menggangu temannya, jahil dan nakal kelewatan. Coba untuk saling bekerja sama dengan orang tua yang bersangkutan, agar tidak terjadinya kesalah pahaman antara guru dan orang tua siswa.
  • Dan yang terakhir, jika seorang guru ingin memberikan hukuman kepada seorang siswa, berikan lah hukuman yang sesuai dengan tidak bermain “fisik” dan dapat memberikan perkembangan terhadap kepribadian siswa tersebut. Agar tidak mengulangi kesalahan – kesalahan yang sama.

Semoga dari keempat tips ini bermanfaat bagi semua pembaca, agar hal – hal yang sekarang sedang terjadi tidak terulang kembali di kedepan harinya. Dan semoga kita berharap dunia pendidikan di Indonesia berjalan dengan sebagaimana mestinya.  mungkin itu saja yang bisa saya tuliskan di Opini ini, jika ada kesalahan kata, bahasa saya mohon maaf, karena baru ini pertamanya saya menulis sebuah opini hehe.. Dan silahkan dikomen, Kritik atau pun saran jika para pembaca masih merasa ada yang salah dari opini saya ini, Terima Kasih.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun