Resesi. Rasanya satu kata ini sering disebut belakangan ini oleh beberapa pihak. Bagaimana tidak? Banyak sekali media massa yang menginformasikan bahwa Indonesia sedang berada di ambang resesi. Persepsi yang dikemas pun cenderung negatif sehingga membuat masyarakat khawatir berlebih akan hal ini.Â
Jika kita telisik lebih dalam, resesi adalah suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk, terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, pengangguran meningkat, dan pertumbuhan ekonomi riil negatif selama dua kuartal berturut-turut.Â
Kita pasti sadar betul bahwa dampak pandemi COVID-19 telah mengubah segalanya, termasuk dalam hal perputaran ekonomi. Sebagai imbasnya, stabilisasi ekonomi jadi terganggu dan berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat. Tak hanya itu saja, masih ada lagi dampak resesi yang dirasakan oleh masyarakat. Apa sajakah itu? Yuk, langsung simak di bawah ini!
1. Perlambatan EkonomiÂ
Perlambatan ekonomi ini terbukti ketika banyak perusahaan melakukan PHK dengan tujuan efisiensi. Hal ini karena sektor riil menahan kapasitas produksinya. Secara tidak langsung, ini juga turut andil dalam memperlemah daya beli masyarakat.Â
2. Kinerja Instrumen InvestasiÂ
Kondisi resesi ini juga memengaruhi beberapa instrumen investasi. Beberapa instrumen investasi mungkin akan mengalami penurunan performa. Sehingga, investor maupun trader lebih memilih instrumen investasi yang aman dan memiliki fundamental bagus.Â
3. Perekonomian yang Semakin SulitÂ
Sebenarnya, ini hampir sama dengan poin nomor 1. Imbas yang dirasakan oleh resesi adalah perekonomian yang sulit karena daya beli masyarakat menurun. Masyarakat akan lebih selektif lagi dalam menggunakan uangnya. Oleh karena itu, perputaran uang akan melambat pada saat resesi.Â
Jika 3 situasi di atas cukup membuat kita "tarik nafas" dalam menghadapinya. Bagaimana dengan sektor keuangan seperti investasi? Apakah masyarakat akan memeriksa kembali portfolionya agar asetnya aman? Sebagian besar menjawab "YA". Mengapa?