Pada saat ini dunia tengah menghadapi wabah Virus Corona (Covid-19) sebagai masalah global yang terjadi hampir di semua negara. Wabah yang sedemikian membahayakan ini dapat menimpa semua kalangan dimulai dari anak kecil hingga lansia. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Sebagian negara mengambil tindakan mengisolasi diri dan membatasi aktivitas warganya.Â
Secara mendalam dikatakan bahwa persebaran virus Corona (Covid-19) yang menjadi krisis besar manusia modern, memaksa untuk sejenak bernafas, berhenti dari pusaran sistem, serta melihat kembali kehidupan, keluarga, dan lingkungan sosial dalam arti yang sebenarnya.Â
Manusia dipaksa ‘berhenti’ dari rutinitasnya, untuk memaknai apa yang sebenarnya di cari dari kehidupan Kondisi sebagaimana dikemukakan juga terjadi di Indonesia. Pembatasan aktivitas tersebut diberlakukan bagi semua bidang dan kegiatan, tidak terkecuali pembatasan yang di lakukan dalam bidang pendidikan.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyusun Program Kampus Mengajar (KM) sebagai bagian dari penyelesaian permasalahan yang timbul selama pembelajaran daring. Kampus mengajar merupakan salah satu bentuk dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM) yang berupa asistensi mengajar untuk memberdayakan mahasiswa dalam membantu proses pembelajaran disekolah.Â
Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kompetensi baik soft skills maupun hard skills agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.
Salah satu program MBKM yakni kampus mengajar Angkatan ke 2 yang berjumlahkan 22.000 mahasiswa yang diterima dengan ditempatkan 3.400 Sekolah Dasar dan 375 Sekolah Menengah Pertama di Indonesia. Tidak ada pada di Angkatan pertama namun ada di Angkatan kedua ini yaitu ditempatkan di Sekolah Menengah Pertama. Angkatan kedua dalam program kampus mengajar dilaksanakan 5 bulan yakni Agustus – Desember.
Saya merupakan salah satu mahasiswa dari 22.000 mahasiswa yang diterima dan ditempatkan untuk mengabdi di SMPN 2 Ujungjaya bersama 7 rekan mahasiswa lainnya. SMPN 2 Ujungjaya ini berada diperbatasan daerah kabupaten sumedang, majalengka dan indramayu.
Kehadiran mahasiswa pada kampus mengajar dengan penerapan pembelajaran di luar kelas dan dengan metode yang menarik menyesuaikan kehidupan sehari-hari diharapkan dapat membantu pembelajaran. Peserta didik pada sekolah menengah pertama memberikan kesempatan dalam melakukan komunikasi dengan mahasiswa sebagai asisten pengajar dan mampu menjadikan mahasiswa sebagai sosok yang menginspirasi.
Program kerja yang kami realisasikan di SMPN 2 Ujungjaya salah satunya adalah menghidupkan kembali perpustakaan yang telah lama terbengkalai dikarenakan bangunan sudah tidak layak, adanya covid-19 serta pembelajaran jarak jauh. Maka kami akan menghidupkan kembali perpustakaan yang sudah lama terbengkalai dengan cara merehabilitasi perpustakaan.
Pertolongan dari para pendidik dan peserta didik sangat membantu kami dalam merealisasikan program menghidupkan kembali perpustakaan di SMPN 2 Ujungjaya. Dalam melaksanakan program ini, pertama tama kami memindahkan semua buku, lemari, serta alat bahan media pembelajaran yang ada di perpustakaan ke ruang aula sekolah bersama peserta didik dengan cara mereka berbaris sampai ruang aula lalu buku dipindah pindahkan bersama atau yang biasa dikenal estafet.