Mohon tunggu...
tyaayudevinta
tyaayudevinta Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

penulis merupakan seorang mahasiswa.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Kaitan Lingkungan Hidup dan Krisis Iklim Indonesia 2050

12 Desember 2024   16:27 Diperbarui: 12 Desember 2024   16:30 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Krisis iklim yang diprediksi akan semakin parah pada tahun 2050 menjadi tantangan besar bagi Indonesia jika tidak ada tindakan yang serius dari masyarakat dan pemerintah. Krisis ini erat kaitannya dengan kerusakan lingkungan, seperti deforestasi, polusi udara, dan kebakaran hutan, yang semuanya disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab. Penebangan hutan liar dan polusi udara, yang salah satunya diakibatkan oleh sektor transportasi dan industri, memperburuk pemanasan global, yang pada gilirannya memperburuk perubahan iklim.

Kebakaran hutan, yang disebabkan oleh faktor alam dan manusia, menghasilkan emisi karbon yang berkontribusi pada perubahan iklim dan membahayakan kesehatan masyarakat, terutama sistem pernapasan. Namun, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi krisis ini, seperti menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) dan memperkenalkan kebijakan serta program pembiayaan hijau, seperti green sukuk dan green bonds. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk mencapai net-zero emission (NZE) pada tahun 2060 melalui strategi jangka panjang, dengan fokus pada sektor kehutanan dan energi.

Upaya pengendalian kebakaran hutan pada tahun 2023 menunjukkan keberhasilan yang lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, melalui kolaborasi berbagai pihak dan tindakan preventif yang lebih terstruktur. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat, melalui Program Kampung Iklim (ProKlim), juga menjadi bagian penting dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di tingkat lokal.

Secara keseluruhan, meskipun tantangan besar masih ada, upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat memberikan harapan untuk mengatasi krisis iklim yang semakin mendesak ini. Namun, keberhasilan dalam mengurangi dampak krisis iklim sangat bergantung pada konsistensi, komitmen, dan aksi nyata yang dapat melibatkan seluruh elemen masyarakat dan sektor terkait.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun