Maka, disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu" (QS. Ali 'Imran/3:159)
Kisah Umar bin Khattab diatas mengajarkan kita untuk selalu menjaga pikiran agar tetap positif. Jangan mudah terpancing amarah, karena tidak semua masalah harus diselesaikan dengan emosi. Orang yang marah kepada kita pasti memiliki alasan tertentu, dan sudah sepatutnya kita mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu. Jangan langsung membalas dengan kemarahan. Wajar saja jika konflik besar sering terjadi, karena biasanya masalah semakin membesar ketika dua pihak yang sama-sama mudah marah bertemu, tanpa ada upaya untuk memahami akar persoalan. Kebiasaan marah tanpa alasan yang jelas, apalagi karena salah paham, hanya akan membuat seseorang merasa malu dan menurunkan harga dirinya.
Oleh karena itu, sahabat, kendalikan amarah Anda. Gunakanlah perkataan untuk hal-hal yang baik saja. Jangan hanya menjaga mulut dari makanan yang tidak sehat, tetapi juga dari kata-kata yang buruk dan berpotensi memicu keributan. Sebelum berbicara, pikirkan apakah ucapan kita dapat melukai hati orang lain. Jika iya, lebih baik ditahan. Jika tidak, sampaikanlah dengan cara yang baik. Cobalah untuk membayangkan posisi orang yang sering menerima kemarahan kita, hanya karena alasan sepele. Tentunya, mereka akan merasa jenuh, kesal, bahkan ingin melawan balik.
Perlu diingat, amarah kita tidak hanya memengaruhi suasana hati sendiri, tetapi juga orang di sekitar kita. Kemarahan yang berlebihan bisa merusak hubungan dan menciptakan kebencian.
Sebagaimana firman Allah:Â Â
"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."* (QS. Ali Imran/3:133)
Jadi, jangan mudah marah, sahabat. Lebih baik mencari tahu akar masalah dan menyelesaikannya dengan cara yang baik. Ingatlah, hal buruk sekalipun mungkin menyimpan hikmah dan kebaikan di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H