Mohon tunggu...
Tya Fitria
Tya Fitria Mohon Tunggu... Novelis - Just an amateur writer

Life is a story

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kedai Lansia

6 November 2020   14:07 Diperbarui: 6 November 2020   14:20 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Harga yang ditawarkan memang begitu menggiurkan. Toh juga dalam surat wasiat itu tidak ada larangan untuk menjual kedai ini. Aku bisa membuka bisnis baru yang dapat menjamin hidupku dengan uang yang kumiliki setelah aku menjual kedai ini tetapi perempuan berbaju kebaya selalu menjadi penghalangku. Ia telah lama mengabdi kepada kedua orang tuaku dan saat mengetahui aku sempat tergoda untuk melepas kedai ini dialah yang selalu mengingatkanku betapa kecewanya kedua orang tuaku hingga kakek nenek buyutku saat mengetahui jika kedai kopi kebanggaan keluarga yang telah dirintis sejak lama aku jual dengan begitu mudahnya. Dia juga selalu memberiku keyakinan bahwa suatu saat nanti kedai ini akan kembali ramai seperti sedia kala.

Hari ini aku tidak pergi meninggalkan kedai. Aku sengaja menunggu laki-laki itu yang selalu datang dan setia menungguku pulang jika aku tidak ada di kedai. Aku sudah memikirkan semua ini matang-matang bahwa aku akan menjual kedai ini. Samar-samar aku melihat tatapan resah dari perempuan berkebaya yang ada di dapur. Bukti kepemilikan kedai ini sudah ada ditanganku dan siap untuk dipindahtangakan kepada laki-laki itu. Namun, sampai malam hari tidak ada tanda-tanda akan kehadirannya ke kedai ini hingga aku melihat wajahnya tertunduk di layar kaca dengan tangan terborgol disertai tulisan berita utama 'Seorang DPO Kasus Penipuan Penjualan Lahan Diringkus Aparat Pagi Tadi'

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun