Mohon tunggu...
twinkle lily
twinkle lily Mohon Tunggu... Freelancer - Never Give Up

Freelancer translator and IRT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadi Momzila? Ehhhhm....

6 Juni 2021   16:30 Diperbarui: 6 Juni 2021   21:57 1248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram Anak Juga Manusia

Jadi ibu tidaklah mudah. Ada banyak tipe ibu di zaman sekarang ini. Tentunya masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan, serta kendala yang berbeda-beda . Termasuk tipe ibu yang manakah Anda?

1. Ibu rumah tangga sepenuh waktu.

Ibu ini mengurus anaknya di rumah, melakukan pekerjaan rumah tangga dan fokus mengurus keluarganya, entah itu keluarga kecilnya saja atau  mungkin juga orang tua atau kerabat yang tinggal satu rumah dengannya. Pekerjaan rumah tangga dan mengurus anak itu dua hal yang menguras tenaga, waktu dan emosi. Apalagi jika anak-anak masih kecil. Rasanya tidak cukup waktu 24 jam sehari. Ada saja yang harus dikerjakan, ada saja yang belum beres. Kadang baru saja sang ibu ingin istirahat sebentar, ada saja kejadian yang membuat ibu harus berdiri lagi untuk membereskannya, misalnya anak menumpahkan minuman atau makanannya, anak terjatuh, ada paket datang, dan sebagainya. Belum lagi saat anak sakit. Waktu tidur yang seharusnya jadi istirahat terbaik ibupun jadi terganggu, karena harus memantau anak yang sakit dan memastikan sang anak bisa tidur dengan nyenyak. Akan sangat berbeda jika sang ibu dibantu oleh asisten rumah tangga atau pengasuh anak.

2. Ibu bekerja.

Yang dimaksud di sini adalah ibu yang bekerja di luar rumah. Beberapa orang menitipkan anaknya pada keluarga yang ada di rumah, ada juga yang memercayakan anaknya dijaga oleh asisten rumah tangga atau pengasuhnya. Saya mengerti tidak mudah untuk meninggalkan anak dalam pengasuhan orang lain, tapi kondisi membuat para ibu ini harus bekerja di luar rumah. Entah itu faktor ekonomi, entah itu faktor lainnya. Walau bekerja di luar selama beberapa jam, tentu sang ibu tetap memantau keadaan anaknya di rumah. Tetap memerhatikan kebutuhan sang anak dan memerhatikan informasi apa pun dari pihak sekolah sang anak. Di zaman pandemi ini, dimana anak-anak sekolah secara online, tidak mudah bagi ibu bekerja meninggalkan anaknya sekolah online di rumah tanpa pengawasan. Sering kali sang anak tidak memerhatikan gurunya, dia pikir tidak ada yang tahu, tidak mengerjakan tugas, sibuk sendiri saat sekolah online. Salah seorang teman saya mengalami ini. Akhirnya dia pun tidak kehabisan akal. Dia minta izin kepada guru agar dia diizinkan bergabung dengan kelas online sang anak, tanpa membuka kamera dan mikrofon, hanya demi mengetahui kondisi sang anak selama sekolah. Ini sangat membantu. Saat sang anak tidak fokus dan guru sudah menegur beberapa kali tapi tidak dihiraukan, sang ibu pun tahu dan bisa mengambil tindakan.

3. Ibu bekerja di rumah.

Bagi beberapa ibu, dia memilih tetap bekerja tapi dari rumah saja. Sambil bekerja, sambil mengasuh anak. Apakah ini bisa dilakukan? Tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Misalnya berjualan online, berjualan kue atau masakan berdasarkan pesanan, agen properti, agen asuransi dan pekerjaan paruh waktu lainnya. Ibu tipe ini harus pandai membagi waktu antara pekerjaan dan rumah tangga agar semua berjalan lancar. Tentu semuanya menguras tenaga dan pikiran. Emosi? Sudah pasti. Terutama saat ada masalah entah pekerjaan, atau urusan rumah tangga.

Nah, ibu tipe mana yang cenderung jadi Momzila? Saya rasa semua tipe ibu mungkin saja jadi Momzila. Momzila adalah seorang ibu yang terlalu mengontrol atau terlalu terlibat dalam kehidupan anaknya, obsesif dan sangat fokus pada anaknya. Cenderung ingin segalanya sempurna bagi sang anak sehingga sang ibu berusaha ikut campur dalam segala hal, entah anaknya masih kecil atau sudah besar. Saat ada yang tidak sesuai dengan keinginannya, dia akan marah, bahkan mengamuk melampiaskan emosinya. Saat semua sesuai keinginannya, barulah dia bahagia.

Tentunya dalam kehidupan sehari-hari, tidak semuanya lancar. Ada saja yang bisa membuat ibu sakit kepala. Dengan waktu yang terus berjalan tanpa mempedulikan kepenatan dan perasaan sang ibu, mau tidak mau, sang ibu harus mampu mengatasi dirinya sendiri untuk tetap bisa mengurus anak dan rumah tangganya, atau pun pekerjaannya, agar hari itu bisa dilalui dengan baik. Tidak semua orang tua bisa menjadi contoh atau panutan bagi anaknya dalam mendidik anaknya kelak. Jadi, tidak semua kita punya bekal pengetahuan bagaimana menjadi orang tua yang baik. Banyak yang harus kita pelajari sebagai orang tua terutama dengan kondisi zaman seperti sekarang. Jauh berbeda dari zaman orang tua kita dulu.

Saya pun belajar dan proses belajar sebagai orang tua tidak akan selesai sampai saya tutup usia. Tidak ada satu patokan cara mendidik yang benar dan yang salah. Tiap anak punya kebutuhan berbeda, karakter berbeda. Semua butuh penanganan berbeda. Orang tua harus belajar memahami anaknya dan bagaimana cara mendidik yang paling sesuai untuk anaknya. Berikut ini beberapa akun di instagram yang sangat membantu saya dalam memahami anak dan belajar cara mendidik anak:

1 Tanam Benih Foundation


Tanam Benih memberikan tips dan penjelasan dari para pakarnya tentang parenting yang sangat berguna bagi para orang tua. Tidak hanya di Youtube, tapi juga ada di Instagram, Facebook, Twitter, spotify.

2.  Anak Juga Manusia

Anakjugamanusia didirikan oleh Angga Setyawan, Praktisi Parenting, yang tidak pelit ilmu. Beliau sering membagikan ilmu parentingnya melalui Instagram, Facebook, Twitter, sehingga mudah didapatkan oleh para orang tua yang mau belajar.

3. Tutur Mama

Akun Instagram @tuturmama.id punya moto "Dari Mama Untuk Mama". 

Instagram @tuturmama.id
Instagram @tuturmama.id
4. Talk Parenting

Satu lagi akun Instagram parenting yang bermutu adalah @talkparenting. Dari akun ini saya  mendapatkan banyak kutipan, wawasan dan pembelajaran dalam hal parenting.

Instagram: @talkparenting
Instagram: @talkparenting
Selain belajar parenting, jangan lupa sediakan waktu untuk istirahat, dan waktu untuk diri sendiri (Me Time). Walau tidak terlalu lama, tapi jika sedikit waktu itu kita gunakan sebaik mungkin, tentunya akan lebih baik bagi para ibu mengendalikan dirinya menjalani hari demi hari. Ada yang Me Time-nya digunakan untuk bercengkerama dengan teman, ada yang untuk melakukan hobinya (nonton, karaoke, membuat kerajinan, dan lainnya) Yang perlu diingat adalah jangan gengsi untuk terus belajar jadi orang tua yang lebih baik. Hari ini mungkin masih jadi Momzilla, besok kita belajar lagi jadi lebih baik. Semangat, Para Orang Tua, terutama para ibu! Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun