Mohon tunggu...
ANIK TWIN
ANIK TWIN Mohon Tunggu... Guru - Guru SD dan Pengelola PAUD

membuka cakrawala dengan budaya literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Sambut Baik Pelibatan Keluarga

17 Desember 2018   15:35 Diperbarui: 17 Desember 2018   15:56 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Komala (2015) pola asuh orang tua ada 3 yaitu otoriter, permisif dan demokratis. Dampak gaya pengasuhan orang tua akan berbeda terhadap kemandirian anak. 

Melalui pengasuhan orang tua, terutama orang tua demokratis, anak diharapkan dapat mengembangkan kemandiriannya dengan baik. Pola pengasuhan demokratis sangat mendukung perkembangan kemandirian pada anak. 

Anak yang sudah mandiri dan dapat memanfaatkan lingkungan untuk belajar, dapat membantu anak lain untuk belajar mandiri. Anak harus tahu apa saja yang dapat mereka lakukan dengan keberadaan lingkungan yang dapat dimanfaatkannya. 

Dengan demikian, anak dapat mengidentifikasi lingkungan yang mana yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak yang pada akhirnya anak akan memiliki perilaku dan kemampuan  bertanggungjawab, dapat mengatasi masalah, mengendalikan emasi, mau berbagi serta empati terhadap orang lain

Sekolah Berkolaborasi Dengan Orang Tua Melatih Kemandirian

Guru harus membangun partnership atau hubungan kerjasama dengan orangtua anak dengan baik. Artinya sekolah dapat memahami kebutuhan orang tua terhadap anaknya. Sebaliknya orang tua juga memahami program pendidikan bagi anaknya. Guru perlu mengetahui seberapa besar pengetahuan orang tua terhadap perkembangan anaknya, tentang kurikulum dan fasilitas -- fasilitas yang mereka sediakan. Disamping itu, sekolah dapat membantu orang tua dengan cara mengadakan kerjasama dengan para professional lainnya, seperti, ahli gizi, psikologi, dan sejenisnya. Upaya guru dikatakan sukses apabila dari hasil kerjasama dengan para professional tersebut mampu kepercayaan diri orang tua dan memperluas wawasan tentang pendidikan anak.

Kerjasama antara guru dan orang tua akan berdampak baik bagi keberlangsungan pembelajaran anak, karena untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja tetapi memerlukan kolaborasi dari keduanya. Jika pihak sekolah dapat terus mengembangkan dan menjalankan program kerjasama antara guru dan orang tua dengan baik dan rutin, maka manfaat dari kerjasama akan dirasakan oleh kedua pihak yang bekerjasama. Manfaat dari kerjasama itu bagi anak adalah meningkatkan pencapaian belajar dan mendorong hasil pendidikan yang positif, manfaat bagi orang tua yakni orang tua akan lebih memahami cara merangsang tumbuh kembang anak, serta manfaat bagi guru yaitu akan memudahkan merencanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dan tepat agar hasilnya maksimal bagi anak.

Kerjasama antara guru dan orang tua dilakukan agar tidak terjadinya perbedaan persepsi dalam mendidik, membimbing, dan mengasuh anak sehingga anak juga tidak menjadi bingung harus mengikuti ajaran yang mana. Sebab, jika antara guru dan orang tua memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendidik, membimbing, dan mengasuh anak, maka akan terjadi ketidaksesuaian diantara keduanya yang menimbulkan kebingungan bagi anak dan berdampak pada tumbuh kembang anak yang menjadi tidak maksimal.

Guru dan orang tua pada hakekatnya mempunyai tujuan yang sama dalam pendidikan anak, yaitu mendidik, membimbing, membina serta memimpin anaknya menjadi pribadi yang dewasa. Seorang guru akan lebih bangga melihat peserta didiknya, ketika peserta didiknya tersebut memiliki prestasi. Dan demikian pula orang tua akan lebih bangga lagi ketika anaknya memiliki prestasi. Karena itu guru dan orang tua memiliki tujuan yang sama dalam mendidik. Untuk dapat mewujudkan harapan tersebut, tentunya harus ada kerjasama yang baik antara guru dan orang tua. Kerja sama yang baik antara guru dan orangtua sangat penting karena dua pihak inilah yang setiap hari berhadapan langsung dengan peserta didik. Jika kerja sama antara guru dan orang tua kurang, maka pendidikan tidak akan berjalan dengan baik bahkan pendidikan yang direncanakan tersebut tidak akan berhasil dengan baik. Kerjasama antara orang tua dan guru akan mendorong peserta didik untuk senantiasa melaksanakan tugasnya sebagai pelajar, yakni belajar dengan tekun dan bersemangat.

Selanjutnya, interaksi yang baik antara orang tua dan guru yang bernilai informasi tentang situasi dan kondisi setiap peserta didik, akan melahirkan suatu bentuk kerja sama yang dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik baik di sekolah maupun di rumah. Hubungan kerja sama tersebut sangatlah penting. Sebab dengan adanya kerjasama tersebut orang tua dan guru dapat mengetahui kondisi peserta didik baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah. Dalam hal ini guru dapat memperoleh informasi dari orang tua, bagaimana peserta didik tersebut ketika berada dirumah, apakah dirumah peserta didik mengulang pelajaran atau tidak dan sebagainya.

Orang tua dapat memperoleh informasi dari guru yaitu tentang bagaimana kemajuan peserta didik tersebut dalam belajar dan bagaimana sikap seorang peserta didik tersebut ketika dilingkungan sekolah. Namun, yang terjadi dalam prakteknya adalah ada sebahagian orang tua yang beranggapan bahwa setelah anak dimasukkan dalam lingkungan sekolah, maka tanggung jawab diserahkan oleh guru seutuhnya. Padahal hal tersebut adalah tindakan yang salah. Orangtua yang berhadapan langsung dengan peserta didik di rumah, memiliki peran yang tidak kalah penting bahkan jauh lebih besar dari guru. Sebagian besar waktu peserta didik habis di rumah bukan di sekolah. Di sekolah peserta didik belajar antara 6 hingga 7 jam sedangkan sisanya banyak dihabiskan di rumah. Oleh karena itu, sangat tidak pantas jika orang tua menyerahkan semua tanggung jawab kepada guru di sekolah. Padahal, waktu yang dimiliki guru untuk mendidik peserta didik di lingkungan sekolah sangat terbatas. Bahkan seorang guru dalam prakteknya dilingkungan sekolah harus memperhatikan banyak peserta didik. Tentunya hal ini tidaklah mungkin dilakukan jika orang tua menyerahkan semuanya tentang kemajuan peserta didik ditangan guru seutuhnya. Dan sangat tidak mungkin jika guru hanya memperhatikan satu peserta didik saja. Contonya adalah, guru bahasa Indonesia mengajarkan baca tulis kepada seorang peserta didik dilingkungan sekolah, tentunya seorang peserta didik tersebut tidak akan dapat lancer membaca dalam waktu singkat tanpa bantuan orang tuanya yang mengajarinya dirumah, dengan cara mengajaknya mengulang pelajaran sekolah dirumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun