Jakarta, kota tanpa pernah memejamkan mata, seolah malam pun seperti siang, tanpa sadar manusia - manusia seperti kita tergantung kepadanya. Kebanggaan tersendiri bisa hidup di kota metropolitan yang penuh dengan kerasnya hidup ini. Ya begitulah kiranya dengan kota Jakarta. Namun tidak semua orang menyukai hidup di ibu kota Indonesia ini. Hidup seolah dikejar oleh dunia, kadang lupa untuk apa sih semua ini ? ....sekedar untuk "Jakarta"
Malam ini di kota Jakarta kebetulan cerah ceria, jam menunjukkan pukul 21.00 berakhirlah sesion kelas pararel mata diklat malam ini. Sebenarnya sih giliranku untuk penutup presentasi malam ini, namun karena kebaikan ibu widya iswara pengampu kelas kami, okelah aku tampil besok untuk sesion kelas pararel berikutnya.Â
Laura : Say , ayok kita santai - santai dulu lah duduk - duduk dipinggir kolam renang di lantai 6
Ruth : Okelah, kapan kita bisa jumpa fun ya kalau nggak pas even seperti ini
Laura : iyalah, habisin malam ini dengan sharing learning together
Ruth : iya bener kamu Laura, yuk kita ngrumpi ....hahaha
Tak lama kemudian Laura dan Ruth bergegas menuju ke lantai 6 dimana disana keindahan taman dan kolam renang dapat dijadikan teman santai sambil melihat gemerlap lampu - lampu gedung ibukota. Setelah sesampai di lantai 6, telp Ruth tiba - tiba berbunyi
Ruth : Halo, hai mas ? kamu sudah di bawah ?
Jose : Iya ni Ruth, aku sudah di bawah , aku tunggu ya ?
Ruth : oke oke mas, aku segera ke bawah, tunggu di situ yaÂ
Kemudian Ruth menuju ke lobi hotel, tak lupa berpamitan dengan Laura. Sesampai di lobi hotel Ruth menemui Jose .Â