Mohon tunggu...
Twenty Ages
Twenty Ages Mohon Tunggu... Guru - pingn nulis terus

tegal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Koneksi Antar Materi "Kesimpulan - Refleksi Modul 1.1"

2 September 2023   01:30 Diperbarui: 2 September 2023   01:32 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

TUGAS 1.1.a.8

KONEKSI ANTAR MATERI" KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1"

Assalamuailaikum wr.wb, salam sejahtera untuk kita semua, Syalom, Oom Swastiastu, Namo Buddhaya, Wei De Dong Tian, Salam kebajikan. Ijinkan saya Twenty Ages Twijayanti, S.Pd. Calon Guru Penggerak Angkatan 9 dari Kabupaten Tegal yang dibersamai oleh Bapak Purwandono, S.Pd.,M.Pd selaku fasilitator dan Bapak Arfi Ardiyanto, S.Pd selaku pengajar praktik, untuk menyampaikan Koneksi Antar Materi "Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1"

Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan kesimpulan dan refeleksi dari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan. Sebelum saya mempelajari dan memahami pemikiran KHD saya berfikir bahwa saya adalah aktor utama dalam setiap kelas yang saya ajar, dan setiap siswa adalah insan yang harus patuh dengan yang saya sampaikan di kelas, namun ternyata hal tersebut keliru setelah saya memahami pemikiran-pemikiran KHD tentang pendidikan. Dan berikut akan saya sampaikan pemikiran-pemikiran yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara yang berkaitan dengan pendidikan yakni:

1. Pemikiran KHD dalam pendidikan yakni pada pelaksanaan pendidikan dengan menerapkan sistem among yakni dengan menuntun

"Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat." (KHD. 1936. Dasar-dasar Pendidikan, hal 1).

Artinya dalam proses pembelajaran anak didik seharusnya dituntun untuk mampu berkembang dan berjalan sesuai dengan kelebihannya masing-masing yang jelas tidak sama satu dengan yang lain. Bukan anak malah dituntut seperti yang diinginkan oleh guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dan ternyata setelah saya pahami yang saya lakukan selama ini adalah saya masih menuntut siswa dalam setiap proses pembelajaran yang saya lakukan, tanpa menuntun siswa sesuai dengan yang siswa miliki.

2. Pemikiran KHD berikutnya adalah anak bukanlah Tabularasa tetapi Convergentie-Theorie

"Anak bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai keinginan orang dewasa. Anak lahir dengan kekuatan kodrat yang masih samar-samar" (KHD. 1936. Dasar-Dasar Pendidikan)

Sebagian besar pengajar atau guru termasuk saya ketika belum memahami pemikiran KHD maka mereka akan berpifikan bahwa siswa adalah kertas kosong yang bisa ditulis dan dibentuk apa saja seperti yang guru mau sehingga dalam proses pembelajaran gurulah yang mengambil banyak peran dan akhirnya mengabaikan keberadaan anak yang sesungguhnya, mengabaikan keberadaannya, mengabaikan kebutuhannya. Padahal sejatinya menurut KHD anak bukan kertas kosong melainkan kertas yang sudah tergambar namun masih samar itu artinya tugas guru sebagai pengajar adalah menebalkan garis-garis gambar tersebut untuk bisa memaknai keberadaan mereka dan memberi yang siswa butuhkan dalam upaya penebalan garis-garis samar tersebut menjadi garis tegas dengan laku baik.

3. Dasar Pendidikan pada pemikiran KHD yakni guru diibaratkan sebagai petani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun