Mohon tunggu...
Twenty Ages
Twenty Ages Mohon Tunggu... Guru - pingn nulis terus

tegal

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Kamu dan Kopi

23 Februari 2022   16:24 Diperbarui: 23 Februari 2022   16:31 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Baguskan, aku suka. Kamu itu cewek, jadi ya kaya cewe donk". Ucapnya dengan mencubbit pipiku.

Aku masih berfikir bagaimana aku mau melakukan itu dengan senang hati, padahal aku adalah perempuan yang males berdandan sebelumnya dan aku adalah orang yang tidak bisa dengan mudah dikendalikan oleh siapapun. Tapi semuanya mendadak berubah,ketika aku mengenalmu. Karena dulu selalu banyak yang mudur teratur ketika berhadapan denganku, karena aku selalu berjalan dengan apa yang aku suka, dan kalo ga suka mundur. Aku bahkan tidak pernah bisa untuk diatur, tapi aku tidak tau mengapa aku melakakukan ini ketika bersamamu. Apakah ini cinta? Akhh aku tak tau,tapi aku melakukannya tanpa beban.

"Aku suka kalo orang-orang memujimu, karena aku percaya pujian mereka akan menguatkanmu menyemangati hari-harimu. Meskipun dari banyak pujian ada satu pujian yang spesial dari orang spesial ya itu aku ke kamu" ucapmu lancar tanpa jeda dengan mata menatap ke arahku dan tangan menggenggam tannganku

Seketika gugup menjalar, ketika tangan kita saling menggenggam aku berkta dalam hati "Tuhan aku menyukai tatapan itu, aku menyukai makhluk mu yang duduk disampingku saat ini, ya aku menyukai aku menyayangi makhluk ciptaanmu ini Tuhan". Dan lagi-lagi  hari ini aku harus berterima kasih dengan kipas karena membuatku rileks, dan aku menyesap es kopi untuk mendinginkan hati yang mulai tidak aman.

Lagi-lagi aku diberi kejutan ketika wajahmu makin mendekat ke wajahku, dan mengatakan "aku menyayangimu,"ucapmu dengan tangan menyentuh pipiku.

Kali ini rasa es kopi yang kusesap bukan lagi perpaduan pahit manis dari kopi, cremer dan lainnya, tapi menjadi perpaduan hati yang berbunga dan gugup yng menjalar keluar dari dalam dada, dan merah pipi yng mulai merona menambah ketidakkaruanku atas nama cinta. Ya aku mencintai sosok pria ini. Aku mencintainya meski aku selalu tidak bisa menjelaskan bagaimana ini bermula.

"sudah sore, yuk pulang aku antar," Ucapmu memecah lamunanku.

"Iya, terima kasih banyak untuk hari ini.Teruslah disampingku meski kita tidak tahu ini akan sampai kapan," ucapku menatapmu.

"Iya, aku menyayangimmu," dengan tangan menggenggam.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~`

Banjaranyar, 16 januari 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun