Mohon tunggu...
Twenty Ages
Twenty Ages Mohon Tunggu... Guru - pingn nulis terus

tegal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yuk, Jadi Generasi "Zaman Now"

22 November 2017   01:27 Diperbarui: 22 November 2017   01:54 4671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa waktu terakhir kita sering mendengar istilah jaman now, mulai dari siswa jaman now, guru jaman now, pertemanan jaman nok, atau kid jaman now. Istilah jaman now dapat diartikan sebagai jaman sekarang, yang bisa dikatakan sebagai kekinian atau tidak ketinggalan jaman. Entah siapa yang pertama kali mempopulerkan istilah tersebut, tetapi istilah tersebut tengah gandrung digunakan.

Generasi jaman now, dapat diartikan sebagai genarasi yang mengikuti perkembangan zaman. Pergeseran sikap dan pola pikir masyarakat untuk dapat hidup sesuai dengan tuntutan zaman disebut dengan modernisasi (Tri Haryanta, Agung dan Eko sujatmiko, 2012:153). Modernisasi secara umum menyangkut perubahan dari cara-cara tradisional menuju cara yang lebih modern atau lebih maju. Dengan kata lain generasi jaman now adalah generasi yang modern.

Apabila kita mendengar dua kata ini yakni generasi dan modern maka kita sudah bisa membayangkan bahwa generasi modern adalah mereka yang kekinian, kemana-mana membawa smartphone, dengan headshet yang selalu terpasang ditelinga dengan musik kekinian bukan hanya musik luar, atau k-pop, tapi bisa juga musik dari musisi tanah air yang tengah populer seperti sekarang yakni Via Vallen dengan lagu sayangnya dan Nella kharisma dengan jaran goyangnya. 

Bukan cuma terlihat membawa smartphone agar nampak menjadi generasi jaman now, tapi juga dengan mengenakan busana yang sedang menjadi tren atau gaya yang fashionable untuk menunjang anggapan menjadi generasi jaman now disertai dengan make up yang cetar alis tebal dan bibir merah dengan lipstik matte. Bukan hanya yang mereka kenakan untuk bisa dianggap menjadi generasi jaman now, cara berteman pun  mengikuti yang sedang hits seperti kumpul di kafe menghabiskan waktu berjam-jam untuk nongkrong.

 meski sibuk dengan smartphone masing-masing dan selanjutnya yang bisa kita tebak adalah menggunggah kebersamaan mereka selfi atau wefie dengan pose atau gaya terhits mulai duck face atau gaya hits lainnya di akun sosial media masing-masing mulai dari facebook, instagram, path, watshapp. Itu adalah identitas dari generasi jaman now atau generasi modern yang ada dipikiran generasi jaman now itu sendiri.

Meski sebenarnya ada yang lebih penting daripada tampilan luar untuk dianggap  menjadi generasi jaman now atau anak modern, yakni sifat dari manusia modern itu sendiri. Karena menurut Soerjono Soekanto (2011:704-705) bahwa manusia modern adalah manusia yang memiliki beberapa ciri yakni:

1.Orang yang tidak cepat menyerah atau pasrah pada nasib

Ciri ini menunjukkan manusia modern adalah manusia yang tidak cengeng yang tidak mudah menyerah pada keadaan. Generasi jaman now harusnya adalah mereka yang memiliki semangat juang yang lebih tinggi dari pada generasi jaman old atau generasi jaman dulu. Generasi jaman now diharuskan menjadi pribadi yang penuh strategi untuk mempersiapkan masa depan yang penuh  tantangan, bukan menjadi anak yang malas atau anak yang memiliki mental tempe yang sekali gagal kemudian enggan untuk mencoba kembali.

2.Orang yang menyadari potensi-potensi yang ada pada dirinya dan yakin bahwa potensinya itu dapat dikembangkan

Ciri manusia modern berikutnya adalah orang yang mengerti tentang apa yang menjadi kelemahan dalam diri sendiri dan potensi diri yang mungkin bisa dikembangkan. Generasi jaman now bukanlah mereka yang hanya ikut-ikutan yang tanpa mengerti kegunaannya baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Generasi jaman now adalah pribadi yang sangat paham betul akan dirinya sendiri, memahami mulai dari kelemahan diri sendiri sehingga bekerja keras untuk mampu meminimalisir kelemahan tersebut agar tidak merugikan diri sendiri dan bahkan orang lain. Serta paham tentang apa yang menjadi potensi dalam diri yang bisa dikembangkan yang bukan hanya menjadi hobi akan tetapi dapat dikembangkan untuk masa depan diri dan lingkungan, bahkan untuk kebesaran bangsa ini.

3.Orang yang lebih memilih banyak berorientasi ke masa kini dan ke masa yang akan datang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun