Anas berpendapat bahwa jika semua Koordinator Komisariat se-Indonesia bisa melaksanakan Latihan Kader II setidaknya satu tahun sekali, HMI layak memiliki optimisme dengan substansiasi dan mutu perkaderan yang terjaga.
Menurutnya, pelatihan ini penting untuk menjaga produksi kekuatan kritis di masyarakat yang dalam konteks ini ditujukan kepada kelompok aktivis serta menjaga komposisi check and balance demi keberlangsungan demokrasi Indonesia.
Anas menjelaskan bahwa terdapat tiga mata uang bagi kader-kader HMI, yaitu independensi, intelektualitas, dan kritisisme.
"Independensi adalah lahan bertumbuhnya tradisi intelektual. Tradisi intelektual yang produktif melahirkan kritisisme, dan kritisisme menjaga independensi," jelasnya.
Anas berharap ketiga mata uang ini tetap dijaga supaya HMI tidak mengalami inflasi dan menjadi kesadaran organisasi pada semua level. Ia juga menekankan bahwa Pengurus Besar (PB) HMI wajib menjaga tradisi intelektual pada generasi saat ini. Red
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H