Raja Ferdinand kemudian berkata, kalau begitu kita hancurkan Granada lewat Politik pecah belah, Narkoba (Duniawi) dan Pornografi.
Maka pada abad ke 14 dimulailah petualangan menghancurkan Kota Granada lewat Politik pecah belah, Narkoba dan Pornografi, ketiga unsur ini terus di gencarkan di Granada hingga mudanya malas dan bodoh.
Kemudian di utus lagi Spionase untuk penelitian ulang, Spionase bertemu seorang bapak-bapak yang sedang menangis, Spionase bertanya, kenapa engkau menangis ?, lalu bapak tersebut menjawab bahwa saya menangis karena di tinggalin pacar.
"Maka saat itulah Raja Ferdinand dengan Pasukan Kristen menyerang kota Granada, karena masyarakat Granada sudah lemah, akibat di pengaruhi oleh Politik pecah belah, Narkoba dan Pornografi" ucap Wahyudi.
"Disinilah menangis Sultan Granada Muhammad XII Abdullah karena rakyatnya sudah lemah akibat Politik pecah belah, Narkoba dan Pornografi, hingga menyerahkan Kerajaan Granada kepada Raja Ferdinand" jelas Wahyudi.
"Kekuatan sebuah bangsa tidak diukur dengan kekuatan perang, namun di ukur dari Akhlaknya. Jadi ketika sebuah bangsa hancur Akhlaknya, maka hancurlah bangsa tersebut" tuturnya.
Terakhir dalam sambutannya Pj. Bupati Pidie berpesan bahwa dengan adanya mesjid Baitul Akram, maka disinilah pusat kegiatan penguatan Akhlak anak-anak dimulai" tutupnya.
Ketua DPW PKS Aceh Apresiasi kepemimpinan Pejabat Bupati Pidie
Sementara itu Tgk H . Makhyaruddin Yusuf ketua DPW PKS Aceh mengapresiasi kepemimpinan Wahyudi Adisiswanto dalam membangun Pidie. Apresiasi ini disampaikan di sela-sela peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Baitul Akram Gapui, Kecamatan Indra Jaya, Kabupaten Pidie.
“Pak Wahyudi merupakan sosok pemimpin yang fenomenal dan sering turun ke bawah untuk menyerap langsung aspirasi masyarakat Pidie,” ujarnya.
Selama ini, PJ Bupati Pidie diketahui lebih banyak berada di lapangan bersama masyarakat ketimbang berdiam diri di kantor menerima laporan anak buah.