Sigli - Mengakhiri Kerja pada Minggu Pertama bulan September, Pj. Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto, M.Si., meresmikan Warung Ibu Nurlaili menjadi Posko Pangan. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Program 100.000 posko pangan kerja sama dengan Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI), Sahabat Usaha Rakyat (SAHARA), KADIN Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Peresmian Posko Pangan ini dilaksanakan di Jln. Medan Banda Aceh terletak di Desa Pulo Batee Kecamatan Glumpang Tiga pada Jum'at (08/09/2023).
Penjabat Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto dalam sambutannya mengatakan sebuah paradigma yang mendasari sebuah kebijakannya sebagai Penjabat Bupati ada tiga, pertama ibu-ibu, kedua Pemuda dan ketiga Santri.
Ini merupakan Paradigma ibu-ibu yang mendasari kemajuan dunia usaha dengan mengembangkan posko pangan yang menyediakan sembako murah bersama kadin.
"Konsep utama kerja saya sebagai Penjabat Bupati ada tiga hal yaitu ibu-ibu, pemuda dan santri, konsep ini sudah saya sampaikan saat penyambutan saya pertama kali di pendopo Bupati" jelasnya.
Lebih lanjut Wahyudi juga menyampaikan sangat terkesan dengan hadirnya Posko Pangan, karena harga sembako di posko pangan lebih murah.
Bahkan Penjabat Bupati Pidie dalam sambutannya juga menyeru agar Ketua Kadin Pidie Pak Junaidi agar membuat perencanaan posko-posko pangan di titik yang lain, agar masyarakat lebih mudah mendapatkan paket sembako murah, sambil di iringi tepuk tangan peserta yang hadir.
"Sejatinya bahwa kehadiran posko pangan yang digerakkan oleh ibu-ibu ini yang tergabung dalam Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI) diharapkan agar keterlibatan pemuda dilibatkan sebagai pihak antar jemput pesanan paket sembako tadi" paparnya.
Wahyudi juga berpesan agar para pemuda dan santri dilibatkan dalam kegiatan seperti ini. Tentu keterlibatan pemuda dan santri sangat berpengaruh dalam proses pembangunan Pidie ke depan.
Lebih lanjut Mantan Kabinda NTB ini menjelaskan bahwa "nantinya akan dibuat Aplikasi Online dalam belanja sembako pada posko pangan, dimana tanggung jawab ini diberikan kepada Plt. Sekda Pak Samsul agar membina Siswa maupun Santri yang mahir di bidang IT (tekhnologi informasi) untuk melahirkan sebuah Aplikasi Online" ucapnya.
Semisal Aplikasi online yang dapat menampung pekerja semacam Gojek. Hal ini bisa dikolaborasikan dengan Posko Pangan dimana kalau nanti Ibu-ibu membutuhkan sembako, tinggal buka Aplikasi, nantinya para pemuda yang akan mengantar paket tersebut ke rumah.
"Aplikasi ini dapat mengefisienkan waktu juga menekan angka pengangguran di Pidie. Untuk sistem pembayaran bisa dilakukan COD maupun transfer" jelasnya.
"Walaupun sederhana, tetapi program ini sangat modern, Nanti akan dilibatkan ibu-ibu, pemuda dan santri" tuturnya.
Sasaran dari program ini adalah Dayah, karena kebutuhan yang paling banyak ada di Dayah.
Apalagi kalau program ini di kembangkan di Dayah, hal ini sudah masuk unsur rasa kepedulian kita kepada alim ulama, karena keberadaan Republik ini berkat perjuangan Ulama, jadi salah satu bakti kita adalah dengan syukur kita kepada alim ulama dengan cara menghidupkan perekonomian di dayah-dayah.
Wahyudi sangat antusias apabila tiga serangkai ini dikolaborasikan dalam satu paket dengan menjadikan Dayah sebagai tempat perputaran ekonomi makro.
Pada kesempatan yang sama Penjabat Bupati Pidie Ir, Wahyudi Adisiswanto, M.Si., mengatakan bahwa akan mengembangkan wisata Dayah. Tujuan wisata Dayah adalah untuk mencairkan ketegangan psikologis, disamping itu juga ini merupakan bagian dari syiar Islam dengan memberi atau bersedekah di Dayah.
Memberi adalah bahagian dari ajaran kita, makanya untuk mencairkan ketenangan psikologis sudah sepantasnya kita memberi kepada tempat-tempat yang bermanfaat seperti Dayah.
Wisata Dayah ini hanya di Aceh, khususnya Pidie. Lebih lanjut Wahyudi menjelaskan bahwa nantinya Wisata Dayah ini akan di kembangkan konsepnya pasca pertemuan dengan Pemuda dan Ulama tempo hari di Pendopo Bupati Pidie.
Wahyudi juga berpesan dengan adanya posko pangan ini nantinya bisa melibatkan ibu-ibu, pemuda dan santri, agar semua elemen terakomodir dalam pembangunan Pidie.
Lahirnya Posko pangan ini juga berharap agar menekan angka inflasi. Menurutnya ada dua faktor terjadinya Inflasi, pertama harga barang kedua saya beli.
Tugas kita sekarang adalah bagaimana menurunkan harga barang dan meningkatkan harga beli. Kedua hal ini tidak akan selesai, hanya akan selesai dengan silaturahim ujarnya.
Karena menurutnya silaturahim ini didasari dari rasa kasih sayang. Saling menghormati, saling membantu satu sama lain. Mudahan-mudahan dengan adanya ibu-ibu ini timbul rasa kasih sayang, karena wadah kasih sayang adalah ibu-ibu. Sedangkan pemuda mengembangkan kasih sayang tadi, sedangkan santri sebagai perekat.
"Dalam konteks Religi kita tidak akan tersesat dengan adanya santri-santri dalam pengembangan program ini" tutupnya.
Hadir dalam kegiatan ini Penjabat Bupati Pidie Ir. Wahyudi Adisiswanto. M.Si., Plt. Sekda. Drs. Samsul Azhar, Asisten II. Ir. H. Tarmizi, Kadis Perindagkop. Cut Afrianidar. SH. M.Si, Kadis Pertanian dan Pangan, Hasballah, SP, MM, Wakil Ketua kadin. Zulkifli M. Juned, Camat Glumpang Tiga. Drs. Ishak, Kapolsek Glumpang Tiga. Akp. Imam Maksum, Keuchik dalam Kecamatan Glumpang Tiga dan Tokoh Masyarakat setempat. RedÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H