Mohon tunggu...
Apa Kabar Pidie
Apa Kabar Pidie Mohon Tunggu... Penjahit - Penulis

Reading

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terkait 1000 WNI Jadi WNA Singapura, Begini Respon Aktivis HMI

22 Juli 2023   23:43 Diperbarui: 22 Juli 2023   23:45 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Riska Bendahara Umum KOHATI PB HMI menjadi pembicara pada diskusi kebangsaan di Tebet Jakarta Selatan 

Nasional - Dalam rangka memperkuat kesadaran kewarganegaraan serta memahami sudut pandang kaum Milenial tentang isu Diaspora, HMI Progresif mengadakan sebuah acara yang berjudul Dia Loe Gue, Pemuda Progresif: Kewarganegaraan dan Diaspora Perspektif Milenial pada Sabtu (22/7) di Sadjoe Coffee, Tebet, Jakarta Selatan.

Dalam kesempatannya, Ketua HMI Progresif Sulaiman Yamlean mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh peserta dan narasumber, dan berharap diskusi tidak berhenti sampai disini.

"Saya ucapkan terimakasih kepada peserta dan seluruh narasumber yang telah memberikan perspektif dan diskusinya pada hari ini. Kami berharap forum ini tidak berhenti sampai disini saja, akan tetapi dapat dilanjutkan pada sesi-sesi yang akan datang" ucap Ketua HMI Progresif, Sulaiman Yamlean dalam keterangannya, Sabtu (22/7/2023).

Ketua Panitia, Ken Bimo Sultoni dalam statmentnya berharap terselenggaranya acara ini dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya rasa nasionalisme.

"Kami berharap dengan adanya diskusi ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam tentang pentingnya rasa nasionalisme dikalangan generasi milenial" ujarnya.

Selain itu, Ken Bimo juga menyebut bahwa pihaknya mendorong pemerintah agar mampu mengoptimalkan peran dan potensi generasi muda Indonesia untuk dapat membangun negerinya tanpa harus menghilangkan kewarganegaraannya sebagai WNI.

"Kami juga mendorong pemerintah untuk mampu mengoptimalkan peran dan potensi generasi muda Indonesia," ungkapnya.

Bagas Kurniawan selaku narasumber yang juga Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa Kewarganegaraan merupakan sesuatu yang autentik muncul sebagai identitas dalam masyarakat modern sehingga diperlukan civil education menguatkan relasi pemerintah dan rakyat.

"Maka perlu civic education untuk menguatkan relasi pemerintah-rakyat tentang hak dan kewajiban guna menguatkan rasa nasionalisme pada setiap warga negara." Paparnya.

Selain itu, narasumber lain yakni Muh Jusrianto menyebut bahwa Shifting berkewarganegaraan Singapura dari Warga Negara Indonesia bukan soal benar atau salah. Hal yang perlu diperhatikan adalah sisi positifnya, setidaknya bisa menjadi refleksi dari rasionalisasi mereka berpindah kewarganegaraan.


Sehingga Jusrianto mendorong pemerintah untuk meningkatkan standar dan kualitas hidup di Indonesia.

"Tentunya kita sebagai generasi milenial mendorong pemerintah agar standard of living dan quality life di Indonesia bisa ditingkatkan dan mampu berkompetisi dengan negara lain khususnya Singapura. Mulai dari education, health, transportation, salary dan lainnya." Ucapnya.

Narasumber yang telah hadir dan mengisi acara tersebut di antaranya Ahmad Rifai selaku Sekretaris jenderal Central Analisa Strategis, Rosyid Hasibuan Ketua umum HMI Cabang Semarang, Riska bendahara umum KOHATI PB HMI, Jusrianto wakil sekretaris Jenderal PB HMI dan Bagas Kurniawan Wakil Sekretaris Jenderal PB HMI. Red

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun