Mohon tunggu...
Tvany izabel
Tvany izabel Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobby bermain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hati si Kakak yang Kuat

31 Oktober 2022   09:35 Diperbarui: 31 Oktober 2022   09:36 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati Kuat si Kakak

 

Di suatu tempat ditengah-tengah kota ada seorang anak sekolah, Namanya Kana. ''Aku Kana sekarang aku kelas VIII atau kelas 8 SMP, aku memiliki seorang adik perempuan Namanya Hikaru dia masih berumur 3 tahun ''

Naasnya diumur ini Kana sudah ditinggal kedua orangtuanya, ayahnya pergi meninggalkan Kana dan ibunya , untuk bias hidup Bersama wanita lain. Itu adalah kejadian awal yang membuatku membenci seorang laki-laki.

Kejadian itu membuat ibuku depresi dan berakhir bunuh diri. Sangat cepat, semua kejadian itu hanya berakhir beberapa hari, bersilih ganti terjadi bagiku semua itu berjalan sangat lama, hingga kadang aku berpikir waktu sedang berhenti.

Semua masalah dipikiranku hilang saat aku menatap adik kecil didepanku, dia cantik dan tanpa sadar aku menangis. Hal yang ku takutkan adalah, aku tidak dapat menjaganya.

Ujian kelulusan dimulai aku sudah duduk di kelas IX, setiap pagi aku akan bangun merapikan rumah, dan memasak untuk adikku, setelah sarapan kami akan berangkat bersama dan seperti biasanya aku menitipkannya di tempat penitipan anak, dan pergi kesekolah.

Bel pulang berbunyi, aku bergegas ke tempat kerjaku, pekerjaanku mencuci piring kotor di rumah makan yang cukup besar. Aku akan pulang sebelum matahari hampir terbenam, dan menjemput adikku, membeli makan bersama dan pulang ke rumah. Setelah malam semakin gelap aku akan belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah.

Kegiatan itu selalu berputar-putar, dan terkadang aku iri melihat orang lain dan berpikir ''aku orang yang menderita''. Aku menggelengkan kepala, melihat keatas, dan menghela nafas. Aku selalu berusaha berpikir bahwa aku hebat dan kuat, lebih hebat dan kuat dari mereka, mantra kata yang selalu ku pegang.

Pagi esoknya, aku berangkat ke sekolah bersama adikku. ''kak Hikaru ingin kue yang gede banget dan tinggi, dengan ec krim yang besar diatasnya, pasti enak''Hikaru bersinar. Aku kaget sejenak, dan bertanya ''Mengapa Hikaru menginginkannya?''

''Sebentar lagi kan ulang tahun ku'', Hikaru tersenyum. Aku terdiam dan membalasnya perkataannya dengan senyuman.

Bel sekolah kembali berbunyi, aku pergi ketempat kerjaku. Dan teringat perkataan adikku, sadar ternyata aku lupa ulang tahun Hikaru sebentar lagi, melihat senyumnya tadi, aku benar-benar sangat ingin memberikan yang ia inginkan. Tapi aku juga tahu uang ku tidak akan cukup untuk membelinya. Kembali termenung, malam harinya aku kembali belajar. Masih teringat dipikiran ku, pertanyaan yang kutanyakan kepada diriku sendiri. Bagaimana? bagaimana caranya?.

Suatu waktu keadaan menolongku, sekolah mengadakan perlombaan untuk menyambut kelulusan, dan pemenangnya pertama samapai ketiga mendapat hadiah, semua siswa dan siswi diizinkan untuk mengikutinya, melihat kesempatan itu aku mencari tahu perlombaan apa saja yang diadakan. Setelah tahu benar-benar kaget lombanya hanya bermain piano. Aku berjalan kembali ke kelas, lemas seperti tidak makan berhari-hari. Tiba seseorang memanggilku katanya aku dipanggil kepala sekolah, aku megiyakannya. Saat diruang kepala sekolah, aku sedikit merasa gugup, setelah beberapa lama berbicara, yang ternyata kepala sekoah berharap aku ikut lomba piano.

''Orang tua memang seperti itu yaa'', gumam Kana sambal menghela nafas. Sepulang dirumah, ditemani malam sunyi yang tenang, dengan pikiran kacau, aku bingung. Aku takut trauma yang sudah kupendam akan kembali. Tapi disisi lain itu kesempatanku, aku ingin melihat senyum Hikaru setiap hari. Tiba ada ketokan pintu terdengar ku, tapi tak yakin,''Memangnya siapa yang akan dating? Hantu. Tidak mungkin ada orang pikir ku. "Kanaaa''disusul ketokan pintu.  Aku kaget dan langsung bangun dari tempat dudukku dan membuka pintu, ternyata itu bibiku.Bibiku masuk kerumah, ia datang untuk menasehati, ocehan nya semalaman membuat ku mengantuk. Paginya aku kaget aku ketiduran malam itu, bibi meninggalkan secarik kertas dimeja belajar ku.Tiba-tiba aku menangis membacanya, perasaan yang sempat hilang, perasaan diperhatikan seseorang.

Tangisan pagi ini membuatku lupa waktu dan hampir telat sekolah. Disekolah aku menemui kepala Sekolah, dan mengiyakan harapannya. Keputusan itu membuat aku menjadi buah bibir sekolah. ''Bukankah dia anak itu?'',pertanyaan yang selalu kudengar. Aku hanya diam dan mendengar, aku sadar sabar ku selama ni terbayar aku bukan Kana yang dulu, bukan Kana yang sensitif. Kana sekarang berbeda, Kana tidak akan pernah lagi lari, Kana akan hadapi semuanya. Tanpa sadar aku tersenyum,aku bahagia saat itu.

Sepulang sekolah bersama adikku, aku berkata padanya"Bahwa aku Kana akan selalu berusaha melakukan yang terbaik'', adikku tersenyum''Semoga berhasil kakak'' balas Hikaru. Sesuatu yang jarang terjadi ini membuat ku berharap agar waktu terhenti.

Esoknya aku cuti kerja, ternyata bos ku memperbolehkan dengan senang hati, waktu yang kosong ku isi dengan berlatih bermain piano, aku berlatih bersama bibiku dirumahnya. Waktu terus berjalan ujian telah berakhir dan besok adalah acara perlombaan,tidak ku sangka ternyata  banyak siswa yang tidak sabar menantikannya. Aku cukup gugup, tapi latihan yang kujalani selama ini membuatku lebih percaya diri.

Aku berdiri dekat jendela disamping tempat duduk ku, setelah peserta ini giliran ku lah yang bermain yang membuat jantung ku berdegup gak karuan. "Kana'' suara panggilan, ternyata seorang sisiwi perempuan yang memanggilku, ''Kamu gugup ya'' tanyanya. Aku hanya mengagguk disetiap pertanyaan nya.Aku penasaran dan bertanya Namanya, ternyata dia Tamaya siswi yang juga pernah menyuruhku ke ruang kepala sekolah. "Semangat ya, aku tahu kamu itu hebat dari dulu aku sangat mengagumi mu tak sangka kamu sekelas dengan ku'', ucapannya membuatku merasa senang dan lebih percaya diri. Aku mengucapkan terima kasih kepadanya, karna telah menyemangatiku.

Aku duduk dengan Piano didepanku, kutekan satu demi satu dengan mata tertutup. Setiap tekanan yang menghasilkan melodi mengingatkan ku tentang ayahku. Ayah yang lebih memilih pergi dengan wanita lain, aku juga teringat ayah dan ibu yang sangat menyukai piano yang membuat ku juga menyukainya, ayah yang jadi sering menekan ku untuk selalu bermain piano memarahi ku ketika kalah dalam perlombaan, yang karena akulah ayah ibuku bercerai. Ayah yang lebih memilih wanita yang menurutnya sangat hebat dari pada ibu.

Diakhir permainan piano, aku merasa lega ternyata aku tidak membenci piano. Aku tidak membenci ayah ibuku ataupun Hikaru, aku sadar ini memang jalanku keadaan yang harus kulewati. Yang perlu ku ketahui adalah aku tidak boleh seperti mereka, dan tidak akan pernah.

Aku berdiri, dan melihat semua orang yang memandangi ku. Saat pengumuman pemenang ternayata aku ada diperingkat pertama, Tamaya berlari senang dan memelekku. Aku merasa cukup tidak nyaman tapi juga senang. Sepulang dari pertunjukan sekolah, aku kerumah bibi untuk bertemu adikku, aku mengetok pintu dan mengejutkannya dengan kue ulang tahun yang kubawa. Aku mengucapkan selamat ulang tahun dan memberinya hadiah, ''Lihat kakak membelikannya'' Hikaru mengangguk senang dan berterimakasih kepadaku. Aku juga berterimakasih kepada Tamaya dan teman lainnya karena membantuku untuk merayakan ulang tahun adikku. Aku tak menyangka aku akan membawa seorang teman. Perayaan ulang tahun Hikaru yang menyenangkan berakhir degan cukup lama, teman-teman yang lain sudah berpulangan kerumahnya. Aku berbaring dengan mata terbuka mengingat hal yang terjadi hari ini.

Pagi hari kubuka mataku, ''aku teringat kenangan dulu ya'' gumam Kana. Tiba-tiba telepon Kana berbunyi, Kana mengangkat nya, itu teman Kana yang memintanya untung bersiap karna pertunjukan nya akan diadakan 1 jam lagi.''Cepat dong, aku sudah menunggu dibawah tau'' Ucapnya

"Iya Tamayaaaa''balas Kana.

-SELESAI-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun