Sepucuk surat pada rembulan
Naluriku seolah habis
Keraguan semakin mengikis jiwa
Ditengah asmara yang kurajut penuh kasih
Pengakuan akhirnya tak dapat kuraih...
Aku menoleh dalam gelap malam
Rembulan seolah tersenyum dan menguatkanku
Dalam hatinya mungkin tak terukir namaku
Sekalipun senyum ditebar, tapi hati tak ingin menyatu..
Berbulan- bulan kulalui tanpa kabar
Entah berapa banyak rindu ini menumpuk
Dalam lubuk hati rasanya berkecamuk
Meronta...
Aku berdiri di persimpangan..
Harus kemana kulangkahkan kaki tuk pergi
Tapi Bayangnya tak kian jua pergi...
Hanya rembulan menemani kekosongan ini..
Hingga akhirnya aku menyerah dan terlelap dalam mimpi..
Entahlah, kau kembali atau tidak sama sekali....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H