Curhat
Tidak jauh dari dunia literasi. Mungkin kalau kita mengatakan literasi tentu cakupannya luas, bukan soal membaca atau menulis saja, begitu juga bukan soal suka membaca dan pasti suka menulis.
Tetapi yang ingin saya curhat kan saat ini, apa sih yang membuat seseorang malas melakukan aktivitas atau menumbuhkan kegemaran membaca ? Maaf jika kurang berkenan.Â
Soal membaca buku, bagi mereka yang memang memiliki kebiasaan atau sebuah hobi membaca tentu pertanyaan ini terdengar biasa saja, dan tidak masuk akal menanyakan mengapa suka membaca.Â
Tetapi bagi sebagian orang yang memang kenyataannya tidak suka melakukan hal ini, tentunya akan mendapat tanggapan beragam ya sahabat.
Jauh lagi curhatnya, pemenuhan informasi berupa buku bacaan, padahal bisa kita dapatkan dengan mengunjungi perpustakaan terdekat dari tempat tinggal kita, atau memanfaatkan pelayanan keliling perpustakaan.
Bahkan ada pilihan lain, meminjam buku dari seseorang terdekat kita. Banyak pilihan lain yang juga bisa kita manfaatkan untuk dapat menikmati sebuah buku bacaan, salah satunya dengan memanfaatkan kecanggihan gadget, yang saat ini bukan menjadi barang langka dalam kehidupan.
Kecanggihan yang diberikan pun sudah tidak diragukan lagi, kuncinya adalah bagaimana kita memanfaatkannya dengan baik, mungkin buku digital menjadi solusi yang bisa kita baca melalui perangkat tersebut. Beberapa aplikasi bahkan menawarkan bahan bacaan secara gratis, tentu ini dapat dijadikan peluang dalam mewujudkan " Buku adalah jendela dunia".
Kira- kira kalau sedemikian adanya, faktor apa yang menjadi penyebab utama mengapa masih ada juga diantara kita yang belum mampu mendorong tumbuhnya budaya baca, coba kita ulas sesederhana mungkin ya ?Â
Diri sendiri merupakan faktor awal atau kunci mengapa kebiasaan membaca masih sulit diterapkan. Tanpa ad anya kesadaran dalam diri untuk membangkitkan kegemaran membaca, rasanya menyentuh buku pun akan enggan, apalagi untuk membaca.
Peran lingkungan sekitar sebenarnya dapat mendorong kita untuk gemar membaca, salah satunya adalah keluarga kita sendiri. Bayangkan saja kalau setiap hari sekalipun hanya 10 menit, salah seorang anggota keluarga biasa melakukan kegiatan membaca ketika usai beraktivitas.Â
Mungkin awalnya akan terlihat biasa aja, namun ketika yang dibaca ternyata sebuah buku lengkap dengan ilustrasi,saya kira perlahan ke ingin tahuan soal buku yang di baca tersebut akan tumbuh oleh pengaruh lingkungan
Pemanfaatan teknologi yang belum sepenuhnya tepat sesuai kebutuhan, misalkan seseorang mempunyai sebuah gadget tidak selamanya akan dipergunakan untuk mengakses informasi semacam berita, atau bahkan mengunduh aplikasi ebook.
Bisa saja gadget digunakan hanya untuk keperluan berkomunikasi atau bermain game, dan mengakses media sosial.
Memang pemanfaatannya kembali pada urusan masing- masing, namun alangkah baiknya juga memanfaatkan layanan akses informasi guna menambah pengetahuan dan terhindar dari unsur tanggapan lisan terhadap sebuah informasi.
Kebiasaan mengharapkan informasi secara instan. Persoalan ini mendorong tumbuhnya kebiasaan malas membaca, mengapa demikian ? Tak sedikit dari kita menginginkan sesuatu secara cepat tanpa melalui tahapan atau proses yang sejatinya wajib dilalui sebagai bentuk pemahaman dalam menangkap , menyerap dan menginformasikan kembali sebuah informasi. Â
Padahal lewat membaca kita dapat menemukan hal- hal baru yang sebelumnya tidak kita ketahui, seperti penggunaan kata dalam kalimat, atau istilah- istilah yang saat ini berkembang dalam bahasa pergaulan, informasi yang dikemas dalam bentuk berita atau yang lainnya.
Di samping itu manfaat lain dari membaca adalah meningkatkan daya ingat, mencegah stres dalam bentuk membaca sebagai sebuah hiburan dan yang paling mengesankan adalah menjelajah sebanyak- sebanyaknya informasi dari segala penjuru dunia lewat membaca.
Kalau seperti demikian bermanfaatnya membaca, tidakkah kita berusaha untuk memulai membiasakan diri membaca buku, atau sebuah informasi melalui gadget, sekalipun hanya 10 menit setiap hari ?
Semoga ketertarikan ini memberikan segudang manfaat untuk kita sehingga dalam kesehariannya, sehingga kita dapat merespon sebuah informasi tanpa didasari penafsiran semata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H