Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jiwa yang Perlu Penyembuhan untuk Kebahagiaan

16 Juni 2022   20:29 Diperbarui: 16 Juni 2022   20:38 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:Graehawk / 9 images/ pixabay. com


Rutinitas yang mengarah pada tingkat kesibukan, sehingga membutuhkan waktu ekstra untuk dapat menyelesaikan kegiatan- kegiatan tertentu, kalau tidak diimbangi dengan hal- hal hiburan, bisa jadi aktivitas yang menjadi bagian kewajiban membuat kita semakin jenuh, atau bahkan membuat pikiran semakin berat.


Jenuh yang melanda, apabila dibiarkan setidaknya akan berdampak terhadap produktifitas untuk mengembangkan suatu ide atau tujuan dalam hidup. Terlebih lagi menurunnya nilai produktif juga berpengaruh terhadap mental kita.


Agar hal tersebut dapat terlewati, setidaknya liburan sesaat ,berkumpul dengan orang- orang tersayang nampaknya wajib untuk dilakukan. Di Samping itu, untuk meningkatkan rasa bahagia dalam hidup, tentu penyembuhan jiwa merupakan bagian yang tidak bisa terlepas begitu saja untuk di lakukan.


Penyembuhan dimaksud adalah bagaimana memberikan waktu khusus terhadap diri sendiri yang menyangkut perasaan, batin, pikiran  dan jiwa seseorang. Lalu seperti apa tips agar kita dapat memberikan penyembuhan jiwa pada diri sendiri ? Coba kita ulas secara sederhana, seperti berikut :

Pertama , luangkan waktu untuk bercerita kepada seseorang atau orang terdekat dalam hidup. Cara ini sangat sederhana untuk dilakukan. Yang kita perlukan hanyalah soal waktu serta tempat yang mendukung sebuah obrolan agar semakin menarik, sehingga terjadi interaksi untuk menumpahkan keluh kesah yang selama ini mengganjal pikiran atau suatu masalah yang sedang terjadi dalam hidup kita.


Di kelilingi oleh orang- orang terdekat, merupakan kekuatan bahwa kita tidak sedang sendiri menghadapi sebuah cobaan,  tantangan atau apapun itu yang menjadi beban dalam pikiran. Menumpahkan sebuah perasaan terhadap orang lain, ditambah dengan suasana atau tempat bertemu yang romantis, natural tentu dapat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa kita.


Kedua. Ketika suatu permasalahan, datang silih berganti dengan bebannya yang berbeda- beda, oleh karena adanya seseorang yang begitu berharga dalam hidup. Maka beban tersebut setidaknya akan berangsur- angsur cair, sehingga suasana hati semakin membaik.


Hal ini tidak terlepas dari, seperti apa cara kita untuk melupakan sebuah kesedihan oleh karena cobaan yang begitu berat dalam hidup. Memang pada kenyataannya melupakan merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, tetap setidaknya keinginan ini akan menjadi sebuah kekuatan, bahwa kita tidak sedang berpikir secara berlebihan yang berakibat fatal terhadap kondisi hidup kita.

Yang ketiga. Hidup perlu waktu beristirahat dari segala bentuk rutinitas berat. Sehingga kita dituntut untuk sepintas mungkin memberikan dan mengatur waktu untuk memberikan jiwa kita, waktu istirahat yang cukup.


Sekalipun hanya datang ke suatu tempat, seperti pinggiran danau dengan udaranya yang sejuk, airnya yang membiru, rumput berjejer di tepian, kemudian berlatarkan bukit nan hijau, awan yang berwarna putih menghiasi langit.
Cara ini merupakan hal wajib untuk dilakukan dalam hidup, sehingga perlahan energi akan kembali pulih, pikiran kembali normal dan yang pasti adalah kesehatan jiwa akan semakin terasa.


Ketika upaya di atas telah mampu untuk kita lakukan maka , hasil akhirnya adalah seiring waktu berjalan dengan lika - liku perjalanan hidup, akan berdampak pada lahirnya suatu pikiran yang mendorong kita,agar selalu berpikir positif dalam menentukan arah serta pilihan.


Kondisi mental tentu akan dipengaruhi oleh pikiran kita. Dengan kebiasaan kita berpikir positif , kesehatan kita cenderung mampu memberikan kenyamanan dalam batin serta pikiran akan selalu positif, kuat, tekun, yakin , karena mental telah merasakan kenyamanan yang sebenarnya dalam nilai hidup.


Untuk itu, selalu berpikir positif pada akhirnya akan bermuara pada kesehatan jiwa berlandaskan kebahagiaan yang sebenarnya. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun