Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Baiknya Diam, tapi Kapan?

11 April 2022   19:51 Diperbarui: 11 April 2022   19:58 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi:Sammy-Sander / pixabay. com

Ada baiknya diam, tapi kapan ?

Persoalan tentang diam, bukan berarti selalu lemah, mungkin itu ada benarnya jika dilihat dari cara mereka memaknai kata diam untuk memberi suatu nilai terhadap mereka yang seolah mendominasi segalanya tanpa arah yang jelas.

Hal ini sering kali tercermin dalam kehidupan sehari- hari. Seperti contoh saat terjadi sebuah situasi dimana seseorang ingin mengutarakan sesuatu, namun sejak memulai bicara selalu saja di potong pembicaraannya, tentu ia akan memilih diam dan seolah bungkam.

Menyimpulkan secara dini bahwa lawan bicara kita tiba- tiba diam, mungkin sebaiknya ditahan dulu, sebab dalam kondisi tertentu ternyata ada baiknya diam dari pada bicara tidak karuan, seperti apa ?

1. Dalam situasi mengutarakan maksud namun justru berakibat pada kondisi yang makin keruh, sebaiknya kita diam. Sebab jika kita memaksakan untuk terus larut dalam pembicaraan, maka ceritanya akan panjang dan tidak dapat diselesaikan, oleh sebab itu lebih baik diam daripada mengatakan sesuatu yang bisa memperburuk keadaan atau menimbulkan kesalahpahaman.

2. Ketika seorang teman mencurahkan suatu permasalahan atau perasaannya terhadap kita, bukan berarti sebuah jawaban langsung di inginkan begitu saja, sebab seseorang terkadang hanya ingin didengarkan dengan sepenuh hati.

3. Jangan pernah melakukan tindakan membalas kata-kata seseorang yang baru saja membuat kita merasa kesal, karena hal itu justru memperburuk keadaan.

Sebaiknya diam dan segera menjauh dari lokasi yang membuat kondisi semakin buruk, tarik nafas perlahan dan tenangkan diri untuk menghindari hal- hal yang tidak diinginkan.

4.Ketika kita menghasilkan sebuah karya apapun itu bentuknya  dan seorang memberikan kritik terhadap karya kita, sebaiknya batasi ego yang sering berkecamuk dalam diri kita  dan perlahan dari kata- katanya , kita upayakan untuk mempertimbangkan sudut pandangnya, boleh jadi itu sebagai kritik yang membangun, tetap diam dan dengarkan mereka dengan penuh perhatian.

Dengan adanya sebuah kritik yang positif, secara tidak langsung dapat memberikan kesempatan baik, sehingga dapat berimbas pada peningkatkan kualitas diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun