Dari situasi tersebut, lahirlah sebuah istilah yang di sebut paltering , jika diterjemahkan memiliki makna sebagai mempermainkan kebenaran. Padahal untuk melakukan tindakan kebohongan justru lebih menguras mental dari pada harus berkata jujur.
Seorang  peneliti bernama Bella DePaulo bahkan mengatakan, dimana seseorang pada  umumnya berbohong satu sampai dua kali dalam sehari. Hal ini dibuktikan dari contoh-contoh kecil dalam kehidupan, seperti berbelanja makanan di sebuah warung, ketika usai menyantap makanan tersebut, salah seorang teman bertanya, soal kelezatan masakan itu. Terkadang yang terjawab pasti dibilang enak, sekalipun kurang garam atau pedas. Ada banyak kebohongan yang didasari alasan yang lugu dan demi kebaikan.
Sehingga muncul kesimpulan bahwa  kebohongan itu adalah hal biasa dan memang diharapkan, akibatnya kebohongan itu semakin sulit untuk dikenali. Yang sering terjadi justru sesorang berbohong untuk mempengaruhi oranglain, secara sengaja hanya untuk kepentingan tertentu. Jangan sampai kebohongan itu menjadi sebuah seni yang melekat pada diri kita ya sahabat.
Untuk itu, sebelum terlambat, berbenah demi sesuatu bernilai jujur mungkin tidak ada salahnya dimulai dari saat ini. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H