Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesederhanaan Telur dalam Nilai Kebersamaan

16 Maret 2022   07:26 Diperbarui: 16 Maret 2022   09:36 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil olahan telur, sumber:pixabay.com

Kesederhanaan telur dalam nilai kebersamaan

Bermain kata dan merangkainya untuk menjadi sebuah ungkapan yang bermakna, itu seperti mengerjakan sebuah teka teki, dimana ketika telah usai menjawab dan ternyata semua benar maka kesimpulannya adalah kepuasan diri terpenuhi.

Kala mengangkat sebuah topik sederhana untuk dijadikan sebuah karya yang menarik dan tertarik untuk dibaca, dan memberikan respon positif tentu cara merayakannya pun berbeda, yaitu menekankan pada diri agar lebih giat lagi berlatih dan mengembangkan sebuah topik untuk menjadi beragam karya yang bermanfaat.

Seperti yang saat ini ingin saya bicarakan yaitu, apa kira- kira yang bisa kita simpulkan ketika menjadikan telur sebagai inspirasi sebuah topik tulisan. Ini yang saya dapatkan, semoga sepaham.

Pertama, coba siapkan sebutir telur lalu taruh telur tersebut di atas meja, kemudian perhatikan baik- baik, kurang lebih selama 5 menit, perhatikan secara detail, teliti dan sedetail- detailnya, kira-kira kesimpulannya apa ?  

Menurut saya ini yang tertangkap oleh pemikiran.

Perlahan saya coba perhatikan kulit telur tersebut. Sepintas kulit itu tidak mudah pecah, sekalipun di ketut dengan sendok namun dengan tenaga yang tidak terlalu kuat, apa yang terjadi ? , ternyata telurnya memang tidak pecah begitu saja.

Bagi saya ini mengisyaratkan tentang kepribadian seseorang yang tidak bisa di nilai sebelah mata. Ketika seseorang terlihat lemah, penampilannya santai dan tidak menonjolkan hal- hal berlebihan semacam pamer ini itu.

Belum tentu dalam tindakan dan komunikasinya lemah begitu saja.

Bisa jadi ia akan mampu memberikan tanggapan yang sebaliknya membuat kita tersudut hingga akhirnya menyerah kepada kemampuan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun