Ketika malam telah menyambut kehidupan, itu dapat diartikan bahwa waktu istirahat dari segala aktifitas yang telah dilakukan selama sehari. Namun sebelum tidur, terdapat waktu-waktu yang dapat digunakan untuk sekedar mengingat segala hal yang telah dilakukan sepanjang hari.
Apalagi suasana malam yang sunyi dapat membantu jiwa untuk sekedar bertanya atau melakukan sebuah  intropeksi diri dalam  merenungi kehidupan. Melaksanakan sebuah  renungan, tentu  bertujuan sebagai sebuah upaya dalam bertanya kepada diri.
Dan sudah pasti menyangkut tentang hal-hal seperti nilai dalam segala keadaan, diantaranya  senang, sedih, marah bahkan rasa takut. Dengan melakukan sebuah renungan di malam hari pada akhirnya kita akan dapat memberikan motivasi tentang bagaimana agar kita tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan.
Dalam renungan yang membalut jiwa dengan pandangan penuh tanya, kita pun akan bertemu dengan ruang-ruang yang akan membawa kita dalam sebuah nilai-nilai solusi dalam menjalani kehidupan, seperti apa ?
Jangan membahas hal yang senang dulu, cobalah menongok kembali sebuah kata yaitu Kagagalan. Setiap orang yang ada di dunia ini pasti akan pernah merasakan yang namanya gagal, namun dengan bobot kegagalan yang berbeda-beda.
Sudah pasti juga bahwa semua orang tidak  ingin merasakan sebuah kegagalan, akan tetapi kegagalan adalah sebuah nilai kebesaran sang pencipta.Â
Adanya kegagalan dalam perjalanan hidup, hal itu adalah bagian dari proses untuk mendekatkan kita dengan sebuah nilai ukur untuk kita, Â tidak akan mengulangi hal tersebut.
Dengan merenung, kita akan dihadirkan tentang nilai kehidupan sebagai sebuah anugerah, bukan untuk diri sendiri saja, tetapi kita dituntut untuk dapat menjadi inspirasi bagi orang lain.
Dengan meluangkan waktu untuk mencatat hal penting yang kita lalui, dan dibagikan kepada orang-orang di sekitar, semoga dengan hadirnya hati yang sedih, berubah  menjadi gembira, dan bagi jiwa yang haus menjadi hilang dahaga, serta raut wajah yang murung menjadi sebuah  tawa.
Malam seolah semakin akrab saat renungan itu semakin memberikan penghayatan makna akan diri untuk berbenah,tanpa terkecuali kita melupakan untuk belajar menghadapi bayangan sendiri, maka kita akan terus melihatnya dalam diri orang lain, karena dunia di luar diri kita hanyalah cerminan dari dunia di hati yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H