Ini tentang bagaimana mengajarkan nilai- nilai moral untuk anak usia dini.
Adakah diantara kita yang tidak pernah mendengarkan cerita rakyat? Â Tidakkah ada kerinduan tentang bagaiman keterkaitan antara orang tua dan anak pada masa itu ? Mereka yang sibuk seharian bekerja, begitu malam menjelang, porsi cerita seolah telah disiapkan, untuk apa ?
Pada dasarnya, cerita rakyat mencerminkan suatu aspek kebudayaan baik langsung maupun tidak langsung, sehingga sangat disayangkan jika semakin maju teknologi dan informasi ditengah- tengah kehidupan, ternyata berdampak tidak baik terhadap perkembangan anak.
Seperti apa manfaat cerita rakyat ?
Mendengarkan cerita rakyat seperti dongeng, dapat membawa kita untuk bertualang sepanjang waktu ke alam atau dimensi lain, guna melatih imajinasi khususnya anak- anak. Sebab para pendongeng akan cenderung mencari ide mengembangkan cerita melalui fantasinya sendiri, sehingga dongeng akan semakin menarik untuk disimak.
Kendatipun perubahan versi sering terjadi ketika dongeng tersebut dibawa ke daerah lain, namun bukan berarti mengurangi isi daripada maksud yang disampaikan, dengan perubahan versi tersebut, cerita rakyat yang menyebar tadi seolah- olah mengalami revisi tentang alur tidak untuk pesan yang disampaikan.
Pada dasarnya , cerita rakyat disampaikan untuk memberikan sebuah pesan yang dapat bermanfaat bagi watak dan kepribadian para pendengarnya. Pesan akan indah ditangkap jika dijalin dalam sebuah cerita yang mengasyikkan. Pesan yang tersampaikan pun akan mampu diserap sesuai tingkat usia masing- masing.
Pencipta cerita rakyat biasanya akan sulit dijelaskan ditengah kehidupan bermasyarakat, sehingga secara turun temurun oleh penceritanya, akan mampu meningkatkan rasa kesetiakawanan antar pendengarnya. Hal ini terjadi karena kesamaan visi dan misi yang disampaikan, sekalipun watak atau penokohan diganti dengan versi masing- masing.
Cerita rakyat juga berperan sebagai penokohan nilai pergaulan, sebab cerita rakyat bagi warga masyarakat pendukungnya dapat dijadikan tuntutan hidup, apalagi bagi mereka yang belum mengenal pendidikan formal, maka cerita rakyat dapat digunakan sebagai media pembelajaran budi pekerti tingkat dasar.
Peran orang tua dalam menanamkan sebuah pembelajaran melalui kegiatan bercerita, setidaknya dapat mendukung tercapainya pendidikan yang bersifat informal, sebab melalui kebiasaan bercerita, anak- anak akan memperoleh pengetahuan tentang, mengenal yang namanya ketertarikan dengan buku.
Melalui cerita dapat berdampak pada
Bagaimana melatih sifatnya untuk menjadi seorang pendengar yang baik, mengajarkan betapa pentingnya mengkaji sebuah masalah secara sederhana, seperti cerita malin kundang yang menyisipkan pesan tidak boleh melawan orangtuanya, dengan itu mereka akan mengetahui bagaimana menjadi anak yang berbakti kepada orang tua .
Selanjutnya membiasakan anak untuk dapat menceritakan kembali apa yang telah diperolehnya dari mendengarkan cerita yang disampaikan. Meningkatkan kemampuan membaca melalui pengenalan langsung buku cerita yang sebelumnya dibacakan.
Kendatipun ceritanya bergambar, hal itu cenderung bermanfaat untuk mengontrol emosional pada anak, sehingga dapat berdampak pada tingkat kecerdasan emosional yang stabil. Dengan membiasakan membaca maka setidaknya akan merangsang keinginannya untuk menuliskan kembali apa yang dibaca.
Dari pengalaman bercerita, anak - anak dapat melatih kemampuan memerankan seorang tokoh sebagai cermin perilaku sikapnya terhadap lingkungan sekitar, misalkan tokoh yang diperankan adalah seorang yang pemarah, pemalu ataupun gembira, secara berjenjang ia akan memahami betapa pentingnya merespon sesuatu melalui sikap layaknya tokoh yang diperankan dalam cerita serta mengetahui akibat- akibat yang ditimbulkan.
Dampak bercerita untuk anak usia dini.
Adanya kegiatan bercerita rakyat dapat memberikan pemahaman untuk melatih anak dalam melestarikan nilai- nilai kebudayaan daerah, mereka akan paham betapa pentingnya nilai- nilai yang diperoleh dari cerita tersebut, sehingga diharapkan para pendidik dapat mengoptimalkan potensi perkembangan anak usia dini.
Seiring berkembangnya teknologi dan kemajuan jaman, sangat disayangkan jika cerita rakyat seolah menyendiri, dengan dibungkam oleh faktor alasan kesibukan, tidak ada waktu untuk bercerita, dan sangat disayangkan jika kebanyakan dari kita menilai cerita rakyat hanyalah rekaan semata, tidak ada unsur pembenaran.
Melihat tayangan media digital lebih mudah membantu pemahaman anak, sepertinya itu kurang tepat, sebab masing- masing anak memiliki tingkat kemampuan menganalisa berbeda- beda, sehingga tanpa adanya peran orang tua untuk memberikan penekanan melalui bercerita maka akan dapat berdampak pada perilaku anak yang bergantung pada media saja.
Mereka akan cenderung menutup diri dari lingkungan sekitar, malas melakukan hal yang meningkatkan kreativitas karena semua telah diperoleh dari media yang ditonton. Padahal dengan menyampaikan cerita kepada anak, mereka akan mengenal kasih sayang, nilai-nilai moral, menawarkan rindu akan masa lalu, dan dapat mengaktifkan aspek intelektual, kepekaan, budi pekerti, emosi, seni, fantasi dan imajinasi.
Selama masih bisa untuk dirubah kenapa tidak, ayo kita lestarikan tradisi bercerita sebagai upaya tumbuh kembang anak yang lebih baik.
Salam :).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H