Mohon tunggu...
Tu Yuda
Tu Yuda Mohon Tunggu... Petani - Belajar adalah sebuah proses perjalanan

ijinkan saya untuk belajar dan jangan lupa dipandu demi kebaikan bersama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keseimbangan dalam Hidup, Mampukah Saya Melakukannya?

17 Februari 2022   12:26 Diperbarui: 17 Februari 2022   12:38 1967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: keseimbangan (sumber:'https://www.freepik.com)

Mampukah saya melakukannya?

Keseimbangan hidup merupakan situasi dimana kita mampu membagi kehidupan antara bersosialisasi dan bekerja dalam proporsi waktu yang tepat. Cukup berat ya, kalau disimak seksama.

Contoh kecil saja ketika saya makan dengan berbagai macam jenis makanan dan kemudian ditambah dengan segelas minuman yang dinilai menyehatkan, tapi nyatanya dalam sehari saya tidak melakukan aktivitas bergerak ( olahraga kecil ) sekedar jalan -jalan santai .

Kira- kira itu sudah mewakili keseimbangan kah dalam hidup. Saya fikir, belum. Mewujudkan keseimbangan hidup, layaknya seperti papan catur, ukuran antara hitam dan putih harus sama, dan pion caturnya adalah kita sendiri, benar atau tidak ?

Sebut saja sebuah keseimbangan dalam diri seperti  memenuhi hak pada diri sendiri. Yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya adalah fisik, perasaan, pemikiran ditambah spritual.  
sudahkah kita mampu menyeimbangkan hal itu.

Kadangkala saat saya harus menghadapi setumpuk pekerjaan, niat mengerjakan ada, keseriusan mengerjakan ada tapi kenyataan saya lapar ? bisa jadi daya pikir saya berkurang. Berarti kesimpulannya saya belum mampu membuat pemenuhan hidup yang seimbang.

Belum lagi, harus memikirkan keseimbangan diluar diri sendiri  seperti memenuhi hak orang-orang lain. Seperti yang kita ketahui bersama. Peran masing-masing orang itu beda-beda,contoh terdekat saja, peran sebagai suami / istri, atau peran sebagai Bapak bagi anak.

Ilustrasi: keseimbangan (sumber:'https://www.freepik.com)
Ilustrasi: keseimbangan (sumber:'https://www.freepik.com)

Dari hal tersebut akan muncul sejumlah pertanyaan yang harus dijawab sebagai bentuk mengukur tingkat keseimbangan hidup, diantaranya Apakah saya sudah mampu menikmati perjalanan, mengatasi masalah, merasakan sebuah kebahagiaan dan mencintai diri sendiri?

Sudahkah semua itu tercapai, kalau sudah. Itu menandakan bahwa keseimbangan hidup anda sudah terpenuhi dengan baik. Bagaimana kalau belum, apa yang mungkin bisa saya lakukan untuk mencapai titik itu ?

Hiduplah di masa saat ini, maksudnya nikmati yang sekarang, perlahan lupakan masa lalu dan  jangan mengkhawatirkan masa depan karena kehidupan yang sebenarnya ada di masa sekarang. Seperti yang kita hadapi saat ini, fokuskan saja dulu yang saat ini. Namun bukan berarti tidak memikir yang akan datang, masa itu akan kita nikmati seiring kita menikmati apa yang ada saat ini.

Menyayangi diri sendiri, dengan tetap memperhatikan porsi-porsi seperti makan yang teratur, cukup olahraga, merawat diri dengan nilai-nilai kepribdaian yang baik, berusahalah tampil baik dan apa adanya .

Berani untuk mengabaikan  hal-hal yang tidak penting, seperti sesuatu yang membuat kita sibuk namun tidak ada hasilnya sama sekali untuk dinikmati , sekalipun dalam bentuk lahir dan batin, untuk apa dilakukan ?

Selanjutnya ,  kita sering sekali melupakan bahwa spiritual adalah hal yang sangat penting dalam hidup,  membiasakan diri beribadah setiap hari, mendekatkan diri dengan tuhan melalui doa-doa yang tulus, tidakkah bahagia jiwa akan tercapai.


Untuk  itu ijinkan saya menyampaikan sebuah pendapat, bahwa ketika keseimbangan hidup yang paling sederhana saja belum mampu untuk saya lakukan, mengapa tidak dimulai setidaknya dengan memikirkan pola penyelesaiannya agar, keseimbangan itu tak sekedar di rencanakan.

Paksakan diri untuk  mampu menyadari situasi bahwa segalanya bisa terjadi sebelum dan sesudah di rencanakan, karena 2 warna dalam hidup yaitu hitam dan putih sejatinya harus mampu di seimbangkan untuk mencapai nilai kedamaian.


Untuk itu selama waktu masih ada, kenapa tidak.
Salam :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun