Ketika aku memperhatikan anak kecil yang sedang bermain, aku jadi berpikir "enak ya jadi anak kecil, tidak memikirkan masalah hidup yang ada hanya main dan main".
Dan ketika aku ikut dalam permainan mereka seketika aku lupa akan tugas, kerjaan, masalah pribadi dan turunannya. Ternyata dewasa itu berat, ternyata lebih enak jadi anak kecil.
Pernah dengar jika Anak kecil yang meninggal sebelum baligh, kelak di alam mahsyar akan menjadi penolong bagi kedua orang tuanya. Hal ini dikarenakan mereka belum memiliki kesalahan atau dosa semasa hidupnya di dunia.
Terdapat sebuah hadis riwayat Ahmad nomor 2934:
Aku mendengar Ibnu Abbas berkata; aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa dari umatku mempunyai dua farath (kematian anak kecil), maka ia akan masuk surga." Maka 'Aisyah berkata; Aku rela berkorban dengan ayahku, bagaimana nasib yang hanya mempunyai satu anak kecil yang mati? Beliau bersabda, "Begitu pula yang mempunyai satu farath, wahai wanita yang menyepakati (kebaikan)." Aisyah berkata lagi; Bagaimana umatmu yang tidak mempunyai farath? Beliau bersabda, "Maka akulah farath bagi umatku, mereka tidak pernah mendapat musibah seperti (kematian) ku."
Lantas, bagi kita yang sudah baligh apa mungkin kita bisa menjadi penolong bagi orang tua kelak, mengingat banyaknya dosa yang telah kita lakukan.
Dewasa adalah hukuman ketika tumbuh besar tetapi tidak melakukan kebaikan.
Dewasa adalah hukuman ketika lebih banyak waktu untuk berleha-leha dibanding mempelajari ilmu agama.
Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wassalam bersabda "Tidak akan bergeser kaki seseorang hamba pada hari kiamat nanti sampai ditanya 4 perkara ini : Umurnya, untuk apa dia habiskan; Ilmunya sejauh mana dia amalkan; Hartanya dari mana dan digunakan untuk apa; serta tubuhnya untuk apa dia manfaatkan. (Hadist riwayat At-Tirmudzi No.2417)
Bisakah kita menjawab 4 pertanyaan tersebut?
Semoga dewasanya kita bukan sebuah hukuman melainkan anugerah yang Allah berikan agar kita dapat memperbayak Amal sholeh.
wallahu a'lam
*Semoga bermanfaat*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H