Mohon tunggu...
tuti nuryanti
tuti nuryanti Mohon Tunggu... -

one step at the time

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

KJS, Benahi Teknisnya dan Lanjutken!

2 April 2013   17:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:51 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kartu Jakarta Sehat (KJS) sebagai program unggulan Jokowi terbukti dapat diterima masyarakat Jakarta dengan meningkatnya jumlah pasien berobat secara signifikan.  Jokowi menyadari bahwa antusiasme warga yang sangat tinggi, memicu lonjakan jumlah pasien di rumah sakit sampai 70 persen.  Buntutnya, ruang-ruang rawat inap menjadi penuh dan banyak warga tak tertampung.

Meski menuai isu tak sedap yang berembus dari beberapa pihak yang mendorong  dihapusnya KJS, tetapi Jokowi akan berupaya mempertahankannya. Alasannya adalah karena KJS memberi harapan baru untuk warga Ibu Kota, khususnya mereka yang miskin atau rentan miskin.

Selain itu, masih ditemukan warga mampu yang ikut antrian berobat di puskesmas menggunakan KJS. Pengalaman pribadi saya melihat langsung saat salah satu pasien berobat puskesmas yang ditanya pekerjaannya mengaku sebagai seorang direktur sebuah PT yang memang jika dilihat dari penampilannya tidaklah menunjukkan masyarakat dari golongan biasa ataupun golongan miskin.  Sementara petugas puskesmas tidak mampu berbuat apa-apa.

Menanggapi masalah-masalah teknis yang muncul dengan berlakunya KJS ini, Jokowi terbukti tak lantas menyerah. Justru dirinya terus menunjukkan upaya perbaikan.  Salah satunya adalah dengan mengatur sistem rujukan KJS yang dibuat tiga lapis, yaitu Puskesmas, RSUD dan rumah sakit swasta. Warga tidak bisa langsung berobat ke RSUD tanpa membawa rujukan dari puskesmas. Pun begitu untuk rumah sakit swasta akan menerima pasien jika RSUD telah penuh dengan tetap membawa rujukan dari puskesmas. Tak hanya itu Jokowi juga mengadakan public hearing untuk mendengar langsung keluhan warga sebagai bahan evaluasi.

Menurut saya intinya kendala yang muncul dapat dimaknai positif karena sejak ada KJS pasien menjadi melimpah.  Orang yang sebelumnya tidak mampu secara ekonomi cenderung tidak berani berobat ke RS karena tidak ada subsidi.  Kalaupun ada Jamkesda dan Jamkesmas, prosedurnya berbelit.  KJS sangat membantu masyarakat yang tidak mampu, hanya saja budaya malu masyarakat kita sangat tipis, sehingga yang mampu sering kali menggunakan fasilitas bagi yang tidak mampu.  Saya yakin kondisi kesehatan masyarakat Jakarta akan semakin membaik dan lama-lama jumlah pasien akan berkurang.  Program KJS ini perlu didukung dan terus disempurnakan untuk kesejahteraan warga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun