Jika (dulu) YOLO mengingatkan kita untuk tidak ketinggalan tren karena hidup hanya sekali, kini YONO mengajarkan kita untuk cermat dalam memilih tren untuk dikonsumsi.
Sekarang bukan saatnya untuk membeli baju setiap bulan, mencoba setiap makanan viral, dan pergi ke tempat wisata hanya untuk diposting di Instagram.
Dalam prinsip YONO, membeli satu barang yang bisa dipakai jangka panjang adalah lebih baik daripada banyak barang yang mudah rusak, makanan sehat lebih penting daripada makanan viral, begitu juga dengan memilih tempat wisata yang benar-benar bermakna.
YONO juga mengedepankan prinsip ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Tidak dipungkiri, perilaku konsumtif dalam gaya hidup YOLO sering kali menimbulkan masalah seperti limbah produksi, pencemaran air, dan sumber daya yang terkuras.
Dengan berlaku cermat dan memiliki hanya satu barang seperti prinsip YONO, maka kamu turut meminimalisir limbah dan sampah dari barang-barang yang sebenarnya masih layak pakai.
Baca juga: Bawa Wadah Sendiri Saat Jajan, Solusi Praktis Kurangi Plastik
Yuk, terapkan gaya hidup YONO di keseharianmu!
Gaya hidup "You Need Only One" sangat bisa kamu aplikasikan di kehidupan sehari-hari. Tidak rumit kok, berikut tiga cara sederhana untuk belajar hidup cermat dan minim sampah dengan prinsip YONO.
1. Baca 1 buku hingga selesai, baru beli lagi
Siapa di sini yang suka membeli buku namun tidak kunjung dibaca? Atau dibaca, namun tidak selesai dan kamu sudah keburu untuk beli buku baru. Pada akhirnya, tumpukan buku itu terus meninggi tanpa tahu kapan diakhiri.
Dalam istilah Jepang, kebiasaan menumpuk buku dikenal dengan istilah Tsundoku Syndrome. Tsunde-Oku berarti dibiarkan menumpuk, dan Dokusho yang berarti membaca buku.
Menurut Kompasianer Isur Suryati, perilaku Tsudoku Syndrome dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk Obsessive Compulsive Disorder (OCD) alias penyakit kelainan mental.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!