Tidak terasa, tahun 2025 telah hadir di tengah-tengah kita. Seperti membuka lembaran baru, tahun baru membawa secercah harapan akan masa depan yang lebih baik, terutama pada masalah sampah.
Tahun 2024 kemarin masih menandakan daruratnya permasalahan sampah di Indonesia. Penuhnya kapasitas tempat pembuangan sampah, kasus kebakaran di lokasi pembuangan sampah, serta sampah yang terjejer di bahu jalan maupun sungai, adalah beberapa tanda bahwa sampah kita tidak terkelola dengan baik.
Di Yogyakarta, tumpukan sampah memenuhi bahu jalan pada sepanjang 2024. Hal ini terjadi lantaran tutupnya TPST Piyungan yang selama ini menjadi sentra pembuangan sampah karena kelebihan muatan. Teman saya bercerita, ia terpaksa harus membakar sampahnya sendiri akibat tidak ada lagi mobil pengangkut sampah.
Sementara di Bali, Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Samtaku Jimbaran mengalami kebakaran pada 17 Juli 2024 akibat kelalaian pengelolaan sampah. Hal serupa terjadi di TPST Singosari Malang yang terbakar pada 20 Oktober 2024 lalu.
Baca juga: 5 Influencer yang akan Membantumu untuk Hidup Ramah Lingkungan
Gaya Hidup Minim Sampah
Daruratnya permasalah sampah di Indonesia tidak terlepas dari rendahnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup minim sampah alias less waste.
Masyarakat kita masih terlena dengan penggunaan plastik sekali pakai, pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, tidak melakukan pemilahan sampah maupun daur ulang. Pada akhirnya tumpukan sampah pun tak terelakan.
Mumpung tahun 2025 baru menyapa, yuk sama-sama kita terapkan gaya hidup minim sampah untuk menekan jumlah sampah yang menumpuk di TPA maupun TPST, dengan beberapa langkah kecil sebagai berikut.
1. Pakai Yang Ada
Memakai barang yang kamu miliki sekarang adalah salah satu langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi sampah.
Kamu punya tumbler yang kondisinya masih bagus? Maka pakailah tumbler tersebut. Tidak perlu mencari tumbler baru dengan model terbaru dan design lucu. Membeli barang baru hanya akan membuat barang lama menjadi sampah.
Kamu juga bisa menerapkan #PakaiYangAda untuk barang lainnya seperti totebag, tempat makan, baju, sepatu, tas, dan lainnya.
Dengan memakai barang yang kamu miliki, kamu juga sudah menghindari belanja impulsif yang membuat dompet menipis.
Terlebih di tanggal kembar dan akhir tahun di mana toko menggelar diskon gila-gilaan, kesadaran #PakaiYangAda menjadi penting agar kamu tidak terjebak untuk membeli barang-barang yang tidak kamu perlukan.
2. Kurangi Pemakaian Benda Sekali Pakai
Pemakaian benda sekali pakai sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat kita. Lihat saja di pasar tradisional di mana penggunaan plastik sekali pakai sangat tinggi. Begitu juga di jalanan dan tempat-tempat publik, di mana orang-orang masih setia dengan masker sekali pakai.
Padahal menurut Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) DKI Jakarta, plastik adalah jenis sampah terbesar kedua yang memenuhi TPST terbesar di Jakarta, yaitu TPST Bantar Gebang. Sementara menurut KataData, ada 160 miliar sampah masker sekali pakai yang berakhir di lautan.
Solusi untuk mengurangi sampah benda sekali pakai tentu dengan beralih dengan memakai benda-benda yang bisa dipakai berulang.
Kamu bisa memulai dengan menggunakan masker kain, kapas kain, dan pembalut kain yang bisa dicuci dan dipakai berulang kali.
Saat ingin jajan, bawa tumbler dan kotak makan untuk mengurangi plastik sekali pakai, bawa totebag untuk menghindari kantong plastik, tolak pemakaian sedotan, dan lainnya.
Baca selengkapnya: 3 Benda Sekali Pakai yang Tidak Lagi Saya Pakai
3. Mengompos Sampah Organik
Menurut portal Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indonesia tahun 2023, sisa makanan yang merupakan sampah organik menempati urutan pertama sebagai sampah terbanyak di Indonesia, yaitu sebanyak 39,77%.
Padahal, sampah sisa makanan bisa banget lho kamu kelola sendiri dengan cara mengompos.
Langkah untuk mengompos juga cukup mudah. Kamu hanya perlu mencampurkan sisa makanan dengan material coklat (daun-daun kering, tanah, sekam, serabut kelapa), air, dan bioaktivator.
Untuk wadahnya, kamu bisa memanfaatkan ember bekas, galon bekas, drum, maupun compost bag.
Selain mengurangi sampah, dengan mengompos kamu juga akan menghasilkan pupuk yang bermanfaat untuk tanaman. Pupuk ini dapat kamu gunakan untuk menanam sayur maupun buah-buahan yang dapat dikonsumsi sekeluarga.
Baca selengkapnya: Yuk, Mengompos! Sayangi Alam Mulai dari Rumah
4. Setor Sampah Anorganik ke Bank Sampah
Fakta yang belum banyak orang tahu adalah kamu bisa dapat uang dari sampah. Caranya bagaimana? Mudah kok, kamu hanya perlu mengumpulkan dan menyetor sampah anorganikmu ke Bank Sampah!
Kamu bisa menyetorkan sampah anorganik berupa botol plastik, kaca, kardus, kertas, dan juga minyak jelantah.
Sebagai gantinya, bank sampah akan memberikan poin yang dapat kamu gunakan untuk membeli pulsa, membeli token listrik, dan membayar tagihan air.
Beberapa aplikasi bank sampah yang dapat kamu download di Playstore adalah Rekosistem, Duitin, eRecycle, Angkut, Pointtrash, dan yang lainnya.
Baca selengkapnya: Stop Buang Minyak Jelantah, Kumpulkan dan Jadi Cuan!
5. Beralih ke Produk Ramah Lingkungan
Sampah tidak hanya menumpuk di daratan, namun juga di perairan seperti sungai dan kali. Deterjen sintetis adalah salah satu penyumbang limbah berupa busa sabun yang menimbulkan sumbatan di aliran sungai.
Hal ini pernah terjadi di aliran sungai Ciliwung di Kedunghalang, Bogor, yang pernah dipenuhi busa putih pada Maret 2024 lalu. Melalui Kompas.com, busa ini diketahui berasal dari gudang transit limbah sabun. Begitu juga dengan Kali Sentiong yang dipenuhi busa sabun pada tahun 2018 silam.
Kini telah banyak hadir produk ramah lingkungan yang sangat minim menimbulkan limbah. Di kategori pembersih, ada buah lerak yang dapat kamu jadikan sabun alami sebagai pengganti detergen.
Lerak yang mengandung busa saponin dapat kamu pakai untuk mencuci baju, mencuci piring, mengelap meja, dan beragam cuci lainnya. Busa lerak sangat aman bagi perairan bahkan bisa kamu siramkan ke tanaman.
Baca selengkapnya: Yuk, Buat Sabun Lerak Sendiri di Rumah! Mudah dan Ramah Lingkungan
Langkah kecil ini mungkin tidak langsung mengurangi tumpukan sampah di TPA maupun TPST. Namun jika langkah ini terus kita lakukan secara konsisten dan bersama-sama, bukan tidak mungkin nantinya Indonesia akan keluar dari status darurat sampah.
Yuk, kita mulai 2025 dengan gaya hidup minim sampah. Karena kalau bukan kita yang menjaga bumi, siapa lagi? :)
--
Tutut Setyorinie,
3 Januari 2025
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H