Namun kedua alasan ini rasanya tidak cukup jika dibandingkan dengan sampah yang saya hasilkan setiap harinya. Terlebih masker sekali pakai diketahui terbuat dari Polipropilen, yaitu salah satu jenis plastik yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.
Karena hal inilah, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ke masker kain. Ya, masker yang bisa dipakai berulang kali ini bisa meminimalisir jumlah sampah masker di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) maupun lautan.
Kini setelah berjalan hampir dua bulan menggunakan masker kain, rasanya saya sudah sangat nyaman dan enggan beralih lagi ke masker sekali pakai.
Baca Juga: Kembali ke Masker Kain, Sebuah Langkah Kecil Untuk Selamatkan Bumi
2. Kapas sekali pakai
Kapas adalah barang wajib yang dimiliki hampir semua wanita. Saya biasa menggunakan kapas untuk mengaplikasikan produk skincare dan menghapus make-up. Teksturnya yang lembut membuat kapas menjadi pilihan untuk digunakan ke wajah.
Bertahun-tahun, saya hanya mengenal kapas sekali pakai yang langsung dibuang ketika selesai digunakan. Harganya yang terjangkau dan barangnya yang tersedia di toko mana pun menjadi alasan bagi saya untuk tetap menggunakan kapas sekali pakai.
Namun permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dari kapas sekali pakai juga tidak bisa dianggap sepele.
Menurut laporan World Wide Fund (WWF) seperti yang dilansir oleh GNFI, jumlah air yang diperlukan untuk membuat satu kilogram kapas, mampu memenuhi kebutuhan air minum satu orang selama tiga tahun.
Jadi, bisa dibayangkan berapa banyak air bersih yang terbuang untuk memproduksi kapas sekali pakai di seluruh dunia.
Gerakan less waste kemudian mempertemukan saya dengan Reusable Cotton Pads, yaitu kapas kain yang bisa dipakai berulang kali.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!