Kata siapa mengompos itu ribet?
Faktanya, mengompos bisa dimulai dengan barang-barang di sekitar kita lho. Saya pernah mengompos dengan ember bekas yang sudah reyot, pot tanaman, dan juga karung beras. Bagi saya, selama wadah tersebut tertutup rapat dan memiliki lubang (untuk menurunkan air lindi), maka proses mengompos bisa dilakukan.
Sama halnya dengan galon bekas. Ya, galon sekali pakai bekas diisi air mineral bisa banget kamu sulap jadi wadah mengompos.
Dengan memanfaatkan galon bekas, kamu turut mengurangi sampah plastik sekali pakai yang bakal menumpuk di TPA. Sedangkan dari sisi ekonomi, kamu juga bisa menghemat biaya pembelian komposter. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui!
Baca juga: Mengompos Makanan Berminyak Bukan Tidak Bisa, tapi Butuh Kesabaran
Cara pemanfaatan galon bekas menjadi wadah mengompos alias komposter juga cukup mudah. Kamu hanya memerlukan empat langkah sebagai berikut.
1. Potong galon bekas menjadi dua bagian
Pemotongan ini bertujuan untuk memisahkan bagian penampung kompos dan tutup kompos. Tentunya kita ingin wadah yang bisa dibuka tutup untuk menaruh isi kompos, bukan?
Kamu bisa menggunakan gunting atau pisau untuk memotong si galon. Tidak ada rasio pasti untuk pemotongan. Saya biasanya membuat 2/3 untuk bagian bawah, dan 1/3 untuk bagian atas.
2. Buat lubang di bawah galon dan sisi galon
Kamu bisa menggunakan paku yang dipanaskan atau dengan bor listrik untuk membuat lubang di galon.
Lubang di bawah galon berfungsi sebagai jalan mengalirnya air lindi yaitu air hasil pengomposan. Air lindi kaya akan nutrisi dan bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman lho.
Sementara lubang di sisi galon adalah untuk jalan masuknya oksigen. Ya, oksigen diperlukan mikroorganisme agar dapat hidup dan melakukan proses dekomposisi. Selain itu, oksigen juga dapat meminimalisir bau dari kompos.
Baca juga: Macam-macam Wadah Mengompos, Gampang Kok!
3. Masukan bahan kompos
Setelah galon selesai dipotong dan dilubangi, kini saatnya untuk memasukan semua bahan alias material untuk membuat kompos.
Untuk lapisan paling bawah, isi dengan material coklat seperti tanah, daun-daun kering, potongan kardus, sekam, serabut kelapa, serbuk kayu, dan yang lainnya.
Di lapisan kedua, kamu mulai bisa menaruh material hijau atau sampah dapur seperti kulit buah, potongan sayur, cangkang telur, nasi sisa, dan lainnya.
Pada lapisan terakhir, tutup kembali dengan material coklat. Kamu juga dapat menyiramkan air atau bio-aktivator saat komposmu terasa terlalu kering.
Baca juga: Yuk, Kenalan sama Material Coklat untuk Mengompos
4. Simpan komposter di tempat yang aman
Langkah terakhir adalah menyimpan galon alias si komposter di tempat yang aman.
Hindari menaruh galon di tempat yang terkena cahaya matahari langsung karena akan menyebabkan kompos cepat kering. Jangan juga yang terkena air hujan langsung, karena air hujan bisa masuk dari lubang galon dan membuat kompos terlalu basah.
Saya sendiri memilih menyimpan komposter di bawah naungan tanaman. Alasannya (1) komposter tidak akan terkena matahari atau air hujan secara langsung, (2) air lindi dari kompos bisa langsung menyerap ke tanah dan menyuburkan tanaman.
Namun apabila kamu ingin menampung air lindi, kamu bisa memakai galon lain untuk melapisi sehingga jadi komposter bertumpuk.
Nah, mudah bukan mengubah galon bekas jadi wadah mengompos? Yuk Kompasianer, kita sama-sama lindungi bumi dengan mengompos.
Karena kalau bukan kita, siapa lagi? Salam lestari :)
--
Tutut Setyorinie,
15 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H