Sayangnya, busa deterjen sering menyebabkan masalah pada kali dan sungai. Sungai Ciliwung, contohnya. Menurut laporan Kompas.com, aliran sungai Ciliwung di Kedunghalang, Bogor, pernah dipenuhi busa sabun pada Maret 2024 lalu. Setelah ditelusuri, busa tersebut ternyata berasal dari gudang transit limbah sabun.
Air penuh busa juga pernah ditemui di Kali Sentiong, Jakarta. Melalui Kompas.com, busa di Kali Sentiong pada tahun 2018 silam diketahui berasal dari limbah deterjen rumah tangga yang penggunaannya sangat tinggi.
Setelah mencemari air, bahan kimia dari deterjen juga membahayakan makhluk hidup di dalamnya. Lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan parasit dapat hilang akibat busa deterjen. Secara perlahan, ikan pun akan mati.
Sementara lerak adalah buah penghasil busa sabun alami. Sabun lerak tidak memerlukan tambahan bahan kimia sehingga aman bagi tanah, perairan, bahkan kulit tangan.
Air cucian dari bilasan lerak juga dapat disiram ke tanaman. Sedangkan sisa buah lerak yang habis dibuat sabun bisa langsung dikompos untuk dijadikan media tanam.
Di mana bisa mendapatkan lerak?
Lerak banyak ditemui di tempat jual-beli online. Biasanya mereka mencamtumkan dua pilihan lerak: dengan biji atau tanpa biji, kering atau basah. Harga yang dipatok pun beragam. Untuk 1 kilo lerak harganya berkisar antara 20 sampai 40 ribu.
Saya sendiri biasa membeli lerak basah tanpa biji. Berdasarkan hasil tanya sana-sini, lerak basah lebih mudah untuk mengeluarkan busa. Dan tanpa adanya biji, proses memencet lerak jadi lebih maksimal.
Walaupun berjenis buah, lerak tidak mudah busuk. Hal ini sudah saya buktikan dengan pembelian lerak pada Mei 2024 lalu, hingga kini buahnya masih terlihat baik tanpa perubahan warna ataupun bau. Dengan begitu kamu bisa menyimpan lerak dalam waktu lama untuk pemakaian jangka panjang.
Menggunakan lerak sebagai sabun adalah salah satu aksi lestari untuk menyelamatkan lingkungan, sekaligus memberdayakan petani-petani lerak di Indonesia.