panen kompos. Beranggotakan empat orang di keluarga, ternyata kompos dari sampah organik yang saya hasilkan terbilang lumayan.
Memasuki bulan ke lima dalam mengompos, saya sudah beberapa kali merasakanHal ini sejalan dengan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN, 2023) yang menyebutkan bahwa sampah makanan (39,69%) adalah komposisi sampah terbesar berdasarkan jenisnya, dan sumbernya didominasi oleh rumah tangga (50,88%).
Berdasarkan hal tersebut, mengompos jadi salah satu solusi untuk meminimalisir sampah, baik dari jenis maupun sumbernya.
Kompos bisa kamu panen dalam waktu yang beragam, biasanya mulai dari dua bulan. Semakin kecil material yang kamu gunakan, maka semakin cepat komposmu jadi. Berikut beberapa cara untuk memanen kompos.
1. Panen langsung dari ember komposter ke pot-pot tanaman
Cara pertama untuk panen kompos adalah dengan mengambilnya langsung dari ember komposter.
Biasanya kompos yang sudah matang alias sudah bisa dipanen berada di tumpukan bawah. Nah, kamu bisa mengeruk bagian bawah untuk mendapatkan kompos jadi tersebut. Untuk pengaplikasiannya, saya memilih untuk langsung dituangkan ke ke pot-pot tanaman.
Ini adalah cara tersimple yang bisa kamu praktikan di rumah, karena (1) kamu tidak memerlukan alat tambahan, cukup sekop saja, dan (2) langsung bisa dirasakan manfaatnya oleh tanaman.
Tekstur kompos yang diambil langsung dari ember komposter cenderung menggumpal, ada bagian kasar dan juga halus. Namun kamu nggak perlu khawatir, ketika bercampur tanah maka kompos akan melanjutkan proses penguraiannya.
Yang perlu kamu perhatikan dari cara ini adalah suhu kompos. Ya, jika dirasa suhu kompos masih panas maka artinya proses dekomposisi masih berlangsung. Untuk itu kamu perlu menganginkan atau mendiamkan kompos terlebih dulu, hingga suhunya menurun.