Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Benda Sekali Pakai yang Menumpuk di Tempat Sampah Kita

8 Oktober 2024   12:00 Diperbarui: 8 Oktober 2024   16:52 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah nggak kamu memerhatikan tempat sampah dan merasa miris?

Manusia tanpa sampah adalah hal yang mustahil. Setiap hari ada saja sampah yang kita hasilkan dan setor ke tempat sampah. Mulai dari sisa makanan, bungkus snack, gelas plastik, botol plastik, sedotan, tisu, masker, dan lainnya.

Menurut laporan UPST DKI Jakarta 2019, TPST Bantar Gebang telah menerima 7.700 ton sampah per hari. Trend penyetoran sampah terus meningkat setiap tahunnya, dengan dua proporsi terbanyak diisi oleh sisa makanan (43%) dan plastik (28%).

Untuk sisa makanan, cara paling efektif untuk menguranginya adalah dengan mengompos. Kamu bisa menemukan step-by-step pengomposan mandiri di sini.

Baca Juga: Yuk, Mengompos! Sayangi Alam Mulai dari Rumah

Sementara itu, plastik adalah jenis sampah anorganik yang sulit terurai. 

Dalam beberapa penelitian, waktu penguraian plastik bisa mencapai puluhan hingga ratusan tahun. Sayangnya plastik banyak diolah menjadi benda sekali pakai yang kita gunakan sehari-harinya. 

1. Gelas plastik

Cuaca panas-panas gini enaknya jajan es teh, bukan? Sayangnya kebanyakan penjual es teh masih menggunakan gelas plastik yang berujung dibuang dan tertimbun di Tempat Pembuangan Sampah.

Gelas plastik membutuhkan waktu 10 hingga 200 tahun untuk bisa terurai. Nahasnya lagi, mereka tidak sepenuhnya terurai, melainkan hanya berubah menjadi potongan kecil yang disebut mikroplastik. 

Kamu pasti pernah dengar berita bahwa Indonesia adalah negara yang paling banyak mengonsumsi mikro plastik. Ya, sengeri itu! Mikroplastik bisa ditemukan di bungkus nasi kita, ikan kita, ataupun air minum kita.

Cara paling efektif untuk mengurangi sebaran mikroplastik tentu dengan menghindari penggunaan plastik. Kita bisa memulai dengan jajan es teh dengan tumbler, atau botol berulang pakai lain yang kita punya.

Butuh sedikit effort memang, tapi percayalah, jika sudah terbiasa kamu akan merasa sayaaang bangeeet untuk menggunakan gelas sekali pakai.

2. Masker sekali pakai

Sejak era Covid-19 penggunaan masker sekali pakai meningkat secara drastis. Menurut Katadata, ada 129 miliar masker sekali pakai yang digunakan masyarakat dunia setiap bulannya. Dari jumlah tersebut, 1,6 miliarnya berakhir di lautan.

Masker sekali pakai umumnya terbuat dari Spunbond Polipropilen, salah satu jenis plastik. Ya, lagi-lagi plastik! Bahan ini membutuhkan waktu 450 tahun untuk bisa terurai. 

Bayangkan maskermu melayang-melayang di lautan selama 450 tahun!

Empat tahun berlalu dari era Covid, rasanya ini saat yang tepat untuk kita kembali beralih ke masker kain. Ya, masker kain terbukti lebih ramah lingkungan karena bisa dicuci dan dipakai berulang kali.

Selain itu, masker kain kini juga sudah memiliki filter untuk droplet, serta dikemas dalam bentuk desain dan warna yang menarik. Jadi kamu nggak perlu khawatir untuk tampil tetap ketjee dengan masker kain.

3. Pembalut sekali pakai

Barang khas wanita yang biasa dipakai setiap bulan ini juga jadi masalah serius di Tempat Pembuangan Sampah.. 

Ya, pembalut sekali pakai ternyata memiliki lapisan plastik berperekat pada bagian dasar. Lapisan ini yang membuat pembalut sekali pakai jadi sangat sulit terurai, bahkan hingga 200 hingga 800 tahun.

Kandungan bahan kimia dalam pembalut sekali pakai menjadi kengerian lainnya. Dilansir dari Skata.info, pembalut sekali pakai mengandung klorin dan dioksin sebagai pewarna putih, phthalates agar pembalut halus, dan pestisida yang digunakan untuk tanaman kapas. 

Untuk itu, para pakar kesehatan kini merekomendasikan pembalut kain dan menstrual cup sebagai pengganti pembalut sekali pakai. Kedua bahan ini telah bebas dari bahan kimia, serta bisa digunakan untuk jangka panjang yaitu 7-10 tahun.

Jika dihitung-hitung, kamu bisa hemat hingga jutaan rupiah lho, Kompasianer. Dompet aman, bumi juga aman.

Kira-kira benda sekali apa lagi nih yang bisa kita hindari agar tidak menjadi sampah dan menumpuk di TPS? Ceritakan di bawah yaa..

---

Tutut Setyorinie,

7 Oktober 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun