Di usia dua bulan, tanaman melon akan tumbuh semakin tinggi dan mengeluarkan sulur. Kini kamu perlu menyiapkan bambu atau tiang kecil untuk mengikat si melon agar tetap tumbuh lurus.
Tak lama kemudian, melon akan mengeluarkan bunga. Mirip dengan bunga tomat, bunga melon pun berwarna kuning, hanya saja lebih besar dan memiliki 5 kelopak.
Saat-saat berbunga adalah saat yang paling penting dalam fase menanam melon. Karena kini kamu harus punya kejelian untuk mengenali mana bunga betina dan bunga jantan.
Ya, tanaman melon memiliki dua jenis bunga berbeda (jantan dan betina) yang harus dikawinkan agar dapat menghasilkan buah melon.
Cara membedakannya pun tidak telalu sulit. Bunga betina memiliki bakal buah di tangkainya sehingga terlihat agak gendut, sedangkan bunga jantan tidak. Setelah mengetahui beda keduanya, kamu perlu memetik bunga jantan untuk diolesi (diserbuki) ke bunga betina.
Proses penyerbukan alias polinasi sebenarnya bisa dilakukan secara alami oleh serangga seperti lebah, kumbang, dan kupu-kupu. Namun karena jarangnya hewan polinator di lingkungan perkotaan, maka saya lakukan penyerbukan secara manual.
Setelah proses penyerbukan berhasil, tangkai bunga akan mulai menampakan melon kecil. Saat ini kamu perlu memberikan pupuk khusus buah untuk memaksimalkan pertumbuhan buah melon. Berikan pupuk seminggu sekali, atau sesuai takaran yang tertera pada kemasan pupuk.
Ketika berumur 1 bulan, buah melon akan mengeluarkan jaring-jaringnya. Hal ini menandakan melon mulai memasuki fase akhir perkembangan. Tunggu hingga jaring-jaring tersebut menebal dan merata, maka buah melon siap dipanen!
Nah, bagaimana Kompasianer? Apakah kamu tertarik untuk menanam melon juga di rumah?