Melon alias Cucumis melo L. adalah salah satu buah yang banyak disukai masyarakat Indonesia. Buah ini sering ditemui di pasar-pasar tradisional, baik dijual secara utuh maupun berupa olahan seperti es campur, es serut, jus melon, atau buah melon potong dengan coklat.
Saya sendiri sangat suka dengan melon. Buah yang bercita rasa manis ini mengandung banyak air, sehingga cocok untuk dimakan kala cuaca sedang panas-panasnya, atau ketika tubuh mengalami dehidrasi.
Saking cintanya dengan melon, saya memiliki keinginan untuk punya tanaman melon sendiri di rumah.
Saya pun mencari referensi kesana-kemari tentang melon, bagaimana cara menanamnya, merawat daunnya, mengawinkan bunga, dan lain-lain, hingga akhirnya terputus: OKE, saya siap menanam melon!
Berbeda dengan tomat yang saya semai bijinya di tisu, untuk biji melon langsung saya tanam di pot. Hal ini dikarenakan biji melon mempunyai ukuran yang lebih besar alias lebih kokoh dibanding tomat.
Dan benar saja, tidak butuh waktu lama hingga batang melon muncul dengan gagah.
Setelah kira-kira berumur 2 minggu, melon akan mengeluarkan daun sejatinya. Daun sejati melon berbentuk mirip lambang hati alias love. Duh, kalau secantik ini pasti sayang banget kalau nggak dijepret kan?
Memasuki usia satu bulan, daun melon akan semakin melebar. Saat ini, jangan lupa untuk terus memberikan nutrisi ya. Saya biasa memberikan pupuk organik cair tiap seminggu sekali.
Waspada juga dengan hama ulat dan siput yang suka makan daun. Jangan sampai tanaman melonmu berada jauh dari jangkauan, sehingga kamu lupa mengecek kondisi daunnya.