Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Sedang belajar mengompos, yuk bareng!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Percayalah, Tidak Ada Kompos yang Gagal

28 Juli 2024   14:42 Diperbarui: 31 Juli 2024   02:34 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompos di rumah | dokumentasi pribadi

Mengompos adalah kegiatan rutin yang saya lakukan selama tiga bulan terakhir. Saya tidak lagi membuang sampah sisa makanan ke tong sampah yang hanya berakhir di TPU.  Kini, semua sampah organik saya masukkan ke wadah komposter untuk kemudian dicampurkan dengan daun-daun kering, cocopeat, dan tanah.

Hasil dari mengompos saya jadikan campuran untuk tanaman buah dan sayur saya di pekarangan rumah. Hasilnya? Mereka tumbuh subur bahkan hingga berbunga dan berbuah.

Satu hal yang saya petik dari mengompos adalah "tidak ada kompos yang gagal". 

1. Komposmu bisa berbau busuk, namun bukan berarti gagal 

Bau busuk adalah tanda bahwa komposmu terlalu basah. Kamu bisa melakukan penjemuran di bawah sinar matahari, agar bau itu perlahan menguap.

Saya sendiri melakukan penjemuran pada saat mengaduk kompos yang dilakukan dalam tiga hari sekali. 

Setelah dijemur dan dirasa masih basah, kamu bisa menambahkan material coklat seperti dedaunan kering, serbuk kayu, sekam padi, atau potongan kardus. Sifat kering dari material coklat ini akan membantu menyerap air dari sampah organik, sehingga komposmu tidak lagi bau.

2. Komposmu bisa dipenuhi belatung, lalat, semut, dan cacing, namun bukan berarti gagal

Kehadiran serangga adalah pertanda bahwa sampah organikmu mungkin mengandung lemak atau material hewani. 

Ya, makanan berlemak seperti keju dan susu, ataupun tulang ayam dan ikan adalah jenis sampah yang sebaiknya kita hindari dalam kompos. Pasalnya sampah makanan tersebut sangat disukai para serangga, apalagi jika ditaruh di tempat lembap.

Namun kehadiran mereka tidak serta merta membawa dampak negatif saja, lho.

Belatung dan cacing termasuk hewan pengurai yang dapat mempercepat proses dekomposisi kompos. Alhasil, komposmu akan lebih cepat jadi.

Namun jika kamu adalah orang yang mudah jijik, kamu bisa menambahkan material coklat agar para serangga hilang dari kompos.

3. Komposmu belum jadi-jadi, namun bukan berarti gagal

Seperti yang kita tahu, dedaunan kering yang jatuh ke tanah lama kelamaan akan hilang dan menjadi tanah. Ranting-ranting pohon, buah busuk, bunga yang layu juga akan kembali menjadi tanah. Bahkan manusia pun akan menjadi tanah pada akhirnya :)

Jika boleh saya bilang, mengompos adalah suatu proses yang pasti.

Ya, karena semua sampah organik sudah pasti dapat terurai. Berbeda dengan plastik yang membutuhkan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk hilang.

Jadi, jika saat ini komposmu belum juga jadi, coba periksa lagi apa yang kurang. Jika terlalu basah, tambahkan material coklat. Jika terlalu kering, tambahkan bio aktivator dan material hijau.

Percayalah, tidak ada kompos yang gagal. Yang ada hanya manusia gagal karena terlalu cepat menyerah. Jadi, jangan menyerah ya :)

--

Tutut Setyorinie,

28 Juli 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun