Pengadukan kompos harus rutin dilakukan minimal dua hingga tujuh hari sekali. Proses ini sangat penting untuk memastikan oksigen masuk ke sela-sela kompos dan penguraian berjalan lebih cepat.
2. Ember komposter
Selain compost bag, kamu juga bisa memakai ember sebagai wadah untuk mengompos.
Salah satu ember komposter yang saya temui berasal dari Sustaination. Toko ini membrandol harga 299 ribu rupiah untuk satu ember berukuran 25 liter.
Keuntungan mengompos dengan ember ada di bahannya yang kokoh (menghindari serangga) dan mudah ditumpuk. Jadi bagi kamu yang memiliki lahan terbatas atau berniat mengompos dalam rumah, ember komposter adalah pilihan terbaik.
Pada ember komposter biasanya juga terdapat keran untuk memanen air lindi, yaitu air sisa dari hasil pengomposan yang juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk cair.
Saya sendiri memakai ember untuk percobaan kompos saya yang pertama.
Kala itu saya membeli ember biasa di pasar seharga 25 ribu. Ember tersebut kemudian saya lubangi di bagian bawah serta kiri kanan. Tujuannya untuk memudahkan oksigen masuk, sekaligus pengeluaran air lindi yang langsung meresap ke tanah.
Kekurangan dari ember komposter adalah muatannya yang sedikit. Di keluarga kami, satu ember berukuran 20 liter hanya cukup menampung sampah selama dua minggu.
Setelah itu saya harus memindahkan isi kompos ke media lain, agar si ember bisa dipakai kembali untuk menaruh sampah.
3. Karung beras