Kami rutin membayar iuran sampah tiap bulan. Tidak ada yang salah dengan itu, bukan?
Tentu tidak, hanya saja..
TPST Bantar Gebang sekarang sudah setinggi gedung 16 lantai, dengan penerimaan 15.000 ton sampah setiap harinya. Kata, Kompas.com.
Kebayang nggak sih, 2 kantong sampah yang kita hasilkan setiap hari, dikali 360 hari dalam setahun, dikali berapa tahun masa hidup. Jadi sudah berapa banyak sumbangan sampah yang kita tumpuk di TPA/TPST?
Belum lagi kasus ledakan di TPA akibat gas metana, yang pernah terjadi pada TPA Leuwigajah, Bandung, pada 2005 silam. Ledakan tersebut menjadi insiden kelam yang menewaskan hingga 147 orang dan menghapus 2 desa dari peta.
Kalau saja kita mengompos semua sampah organik (sisa makanan), lalu memilah sampah anorganik (kemasan plastik, dus, dan botol) untuk dikumpulkan ke pengepul, alhasil sampah yang kita setor ke TPA bisa berkurang atau bahkan nol!
Bumi terjaga, pupuk berlimpah, uang pun didapat (karena menukar/menjual sampah anorganik). Sambil menyelam, minum es kelapa, sluurppp..
Mengompos itu mudah
Salah satu slogan yang saya ingat dari dosen bahasa Inggris saya sewaktu kuliah adalah "English is Easy".
Setiap kali selesai menjelaskan sesuatu, beliau pasti menutup dengan kalimat "English is Easy". Seakan-akan beliau ingin menekankan pada muridnya, bahwa sesulit apapun materi yang ia jabarkan, bahasa inggris itu tetap easy.
Jadi kali ini, saya ingin mencontek slogan tersebut dan mengubahnya dengan menjadi "Mengompos itu Mudah".