Sejak duduk di bangku kuliah, kereta menjadi andalan saya untuk bertransportasi. Selain cepat dan mudah, kereta juga dikenal dengan harganya yang murah.
Bayangkan saja, Bekasi - Depok yang berjarak 38,5 KM hanya dihargai 5 ribu rupiah. Sedangkan relasi terjauhnya, Bekasi - Bogor dengan jarak 62,4 KM hanya seharga 7 ribu rupiah. Murah sekali, bukan?
Sekarang, KRL tidak hanya berjalan sendiri di jagat perkeretaapian. Mulai tahun 2019, MRT alias Mass Rapid Transit resmi beroperasi di ruas Ibukota. Lalu 4 tahun setelahnya yaitu di bulan Agustus 2023 kemarin, LRT Jabodebek diluncurkan untuk mengintegrasi area Jakarta, Bogor, Depok hingga Bekasi.
Meski berjalan beriringan, ketiga jenis kereta ini memiliki penggemarnya masing-masing yang membuat ketiganya selalu ramai.
Berikut beberapa faktornya..
1. Cakupan daerah & Panjang lintasan
Jika dilihat dari cakupan daerah dan panjang lintasan, KRL jelas jadi pemenangnya.
Sebagai pioneer perkeretaapian, jalur KRL sejatinya telah terbentuk sejak 1970an. Hanya saja tenaga kereta saat itu masih berbahan bakar diesel, atau yang dikenal sebagai KRD.
Baru pada tahun 2000, Kereta Rel Listrik mulai berdatangan dari Jepang. Lalu mulai tahun 2012, KRL mulai menerapkan sistem e-ticketing yang berjalan sampai sekarang.
Pemugaran demi pemugaran terus dilaksanakan oleh KRL. Kini Kereta Rel Listrik berhasil menghubungkan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, hingga Rangkasbitung dan Cikarang, dengan total lintasan 418 kilometer.
Ibarat kata, KRL mengakomodir perjalanan dari ujung ke ujung. Tidak heran kereta ini selalu dipadati penumpang, baik di hari kerja maupun akhir pekan.
Peringkat kedua untuk cakupan daerah dan panjang lintasan diraih oleh LRT Jabodebek, yang mempunyai panjang lintasan 44,43 kilometer. Sesuai namanya, LRT Jabodebek menghubungkan daerah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
Sedangkan MRT mempunyai total lintasan terpendek, yaitu hanya 15,7 kilometer yang mencakup daerah Jakarta saja.
2. Desain Stasiun & Kecepatan Kereta
Jika berbicara tentang desain, saya nobatkan MRT sebagai stasiun kereta paling futuristik dengan desain paling trendi!
Bagaimana tidak, MRT adalah moda transportasi pertama yang bergerak di bawah tanah. Kereta ini semakin ekslusif karena tersedia hanya di Jakarta, yakni di antara gedung pencakar langitnya.
Di antara ketiga jenis kereta, MRT diketahui juga memiliki kecepatan maksimum tertinggi, yaitu di angka 110 kilometer per jam. Sedangkan kecepatan maksimum LRT Jabodebek dan KRL hanya di angka 90 km per jam.
3. Pemandangan Sepanjang Jalan
Beberapa waktu lalu, PT Kereta Api Indonesia meluncurkan Kereta Panoramic, yaitu kereta berjendela besar yang bisa menampilkan panorama jalan dengan lebih jelas.
Hal ini membuktikan bahwa kereta bukan hanya sekedar alat transportasi, melainkan juga sarana rekreasi di mana seseorang bisa merefresh pikiran dengan melihat pemandangan.
Lantas kereta mana yang menyuguhi pemandangan tercantik sepanjang jalan?
LRT Jabodebek tentu jawabannya!
LRT Jabodebek adalah satu-satunya kereta yang jalurnya sepenuhnya berada di ketinggian alias jalur layang.
Dengan menaiki kereta ini, kamu seolah-olah tengah berada di wahana flying fox, di mana kamu bisa menikmati pemandangan kota dari ketinggian. Menarik, bukan?
Jadi dari ketiga jenis kereta dan ketiga faktor di atas, mana transportasi andalanmu?
--
Tutut Setyorinie
28 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H