Darimu, Belasan Tahun Lalu
Apa kau mendengarnya?
Seseorang merindu masa belia
Cita-cita menjadi dewasa
Angan-angan hidup merdeka
Tahu-tahu dihajar brutal realita
Lapangan kerja semakin ekslusif
Dalam lingkungan yang idealis
Uang yang dulu dapat membeli seporsi sate
Kini hanya laku untuk dua potong tempe
Asap menebal, debu melebar, napas memberat
Paru-paru bumi terjerat janji penguasa dan hasrat pengusaha
Sedang kau terbelenggu mimpi masa muda dan pura-pura mengamininya
***
Matinya Mimpi Sang Pemimpi
Pernahkah kau bertanya-tanya
Kemana perginya mimpi setelah sang pemimpi mati
Mimpi-mimpi di buku diari
Mimpi membelikan ibu TV baru
Mimpi mengajak adik ke pasar malam
Mimpi mengajari ayah mengaji
Mimpi berubah menjadi lebih baik
meski tak benar-benar tahu definisi baik
Apakah mimpi-mimpi turut pergi setelah ditinggal pergi
Ataukah mimpi memilih menguburkan diri di samping sang pemimpi
Agar mereka dapat kembali merajut mimpi bersama
Untuk kemudian terbangun di dunia
Di mana mimpi-mimpi menjadi nyata
***
Ulang Tahun
Dulu kau suka sekali menghitung angka
1, 2, 3, 5, 10
Begitu ajaib, hingga matamu tak berkedip
Ketika besar, angka-angka berlipat, berkembang biak
Kau melihat pasangan angka tak seragam saling bertumpuk, bertabrakan
Angka-angka di struk belanjaan, saldo rekening bank, surat pajak bumi dan bangunan
Keningmu berkerut tak keruan
Angka-angka mulai terlihat menyebalkan
Nahasnya, hidup ini seolah terdiri dari satuan angka
Termasuk kolom usia yang semakin lama, semakin banyak saja
Selamat ulang tahun
Semoga angka-angka tak lagi menghantuimu
***
TS/Catatan-catatan tak selesai
Feb'22-Dec'22
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H