Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Dibuat Tahun 80an, Ini 3 Film Animasi Ghibli yang Masih Sangat Layak Kamu Nikmati

19 Mei 2022   13:05 Diperbarui: 22 Mei 2022   15:45 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi pecinta film animasi, nama Studio Ghibli pasti sudah tidak asing di telinga. 

Studio yang bermarkas di Koganei, Tokyo, Jepang ini diketahui telah berdiri sejak 15 Juni 1985. Meski berasal dari Jepang, nama 'Ghibli' sendiri diambil dari bahasa Arab Libya yang berarti 'Hot Sahara Wind' alias Angin Panas Sahara.

Hal ini dimaksudkan oleh salah satu pendirinya, Hayao Miyazaki, agar studio Ghibli dapat meniup angin baru dalam industri anime.

Terbukti dalam 37 tahun berkarya, Studio Ghibli telah melahirkan 22 film animasi yang menyabet beberapa penghargaan bergensi.

Salah satu filmnya, Spirited Away (2001), bahkan dinobatkan sebagai film terbaik abad 21. Film ini berhasil memenangkan piala Oscar dan meraup penghasilan tertinggi dalam sejarah Jepang, yakni 305 juta US dolar. 

Film Spirited Away (2001), karya Studio Ghibli | sumber: Ghiblicollection.com
Film Spirited Away (2001), karya Studio Ghibli | sumber: Ghiblicollection.com

Melalui film Spirited Away (2001) juga, saya pertama kali berkenalan dengan Studio Ghibli.

Kala itu seorang teman menawari saya beberapa film anime Jepang untuk menghilangkan penat akibat perkuliahan.

Saya sempat mengelak, dengan alasan tidak pernah menonton anime sebelumnya. Namun teman saya tidak menyerah, ia benar-benar meyakinkan bahwa film tersebut tidak akan membuat saya menyesal. 

Dan benar saja, film animasi Jepang pertama yang saya tonton ini benar-benar membuat saya tersihir.

Paduan warna yang ciamik, jalinan lagu yang magisserta jalan cerita dan tokohnya yang ajaib membuka gerbang keingintahuan saya terhadap Studio Ghibli.

Saya akhirnya mengetahui bahwa Studio Ghibli telah menelurkan film animasi yang menawan bahkan sejak awal pendiriannya, yakni tahun 1980-an. Dan berikut beberapa rekomendasinya.

1. My Neighbor Totoro (1988)

Tonari No Totoro alias My Neighbor Totoro adalah film animasi besutan Studio Ghibli yang dibuat pada tahun 1988. 

Meski sudah berusia lebih dari 30 tahun, film Totoro tidak tampak lawas. Seperti karya Ghibli pada umumnya, warna yang tersaji dalam film ini bak lukisan hidup.

My Neighbor Totoro (1988) karya Studio Ghibli | sumber: Ghiblicollection.com
My Neighbor Totoro (1988) karya Studio Ghibli | sumber: Ghiblicollection.com

My Neighbor Totoro (1988) mengisahkan tentang keluarga Profesor Kasukabe yang baru pindah rumah untuk lebih dekat dengan rumah sakit tempat istrinya dirawat.

Rumah baru mereka memang sedikit reyot. Kayunya rapuh, ditambah banyak jelaga yang bersarang di berbagai sudut. Salah seorang tetangga bahkan tidak segan untuk menyebut rumah tersebut berhantu. 

Namun kedua putri Kasukabe, Satsuki dan Mei, tidak ambil pusing. Mereka berdua tampak senang untuk menjelajah sekitaran rumah baru.

Hingga pada suatu hari, Mei menemukan bahwa tetangga mereka bukan hanya manusia, melainkan makhluk besar berbulu yang hobi tidur di bawah pohon.

Mei menyebut makhluk tersebut dengan nama Totoro. Dari sana, petualangan Mei dan Satsuki bersama Totoro di mulai.

Totoro bersama Satsuki dan Mei | sumber: Tangkapan layar film My Neighbor Totoro (1988)
Totoro bersama Satsuki dan Mei | sumber: Tangkapan layar film My Neighbor Totoro (1988)

Sudah menjadi ciri khas bagi Studio Ghibli untuk memasukkan unsur fantasi dalam film mereka. Begitu juga dengan gambaran sosok Totoro yang diceritakan sebagai roh hutan yang hanya bisa dilihat oleh anak-anak.

Meski demikian, aroma kekeluargaan dalam film My Neighbor Totoro (1988) masih sangat terasa. 

Hal ini terlihat dari usaha Satsuki dan Mei untuk menghadiahkan sayur agar ibunya cepat sembuh, lalu tekad Satsuki untuk mencari Mei yang menghilang sehabis dimarahi olehnya benar-benar membuat saya menitikkan air mata.

Kehangatan Satsuki dan Mei juga telah mengantarkannya untuk meraih penghargaan sebagai Film Terbaik di Blue Ribbon Awards, Kinema Junpo Awards, hingga Mainichi Film Awards.

 2. Kiki's Delivery Services (1989)

Selang setahun dari My Neighbor Totoro, Studio Ghibli kembali menelurkan film terbarunya. Kali ini berjudul Kiki's Delivery Service yang dirilis tahun 1989.

Kiki's Delivery Service (1989) | sumber: Ghiblicollection.com
Kiki's Delivery Service (1989) | sumber: Ghiblicollection.com

Masih sarat akan hal ghoib, film Kiki's Delivery Service (1989) bercerita tentang penyihir muda bernama Kiki yang mengikuti tradisi untuk tinggal sendiri ketika usianya 13 tahun.

Berhasrat untuk tinggal di kota dekat laut dan memulai pekerjaan penyihirnya, realita menampar Kiki di hari pertama tiba.

Ya, orang-orang kota ternyata tidak seramah yang ia duga. Belum lagi tidak ada pekerjaan yang cocok untuknya karena masih berusia di bawah umur.

Kiki akhirnya merendahkan ekpektasi dan memanfaatkan satu-satunya kemampuan yang ia miliki, yakni terbang. Ia pun menjadi orang pertama yang berkarir sebagai kurir di kota tersebut.

Kiki ketika menyelamatkan temannya, Tombo | sumber: Tangkapan layar Kiki's Delivery Service (1989)
Kiki ketika menyelamatkan temannya, Tombo | sumber: Tangkapan layar Kiki's Delivery Service (1989)

Berbeda dengan Totoro yang kental dengan masa anak-anak, Kiki banyak bercerita tentang peralihan ke masa remaja, di mana seseorang rentan terkena krisis kepercayaan diri.

Film Kiki's Delivery Service (1989) menjadi film pertama di bawah kerjasama antara Studio Ghibli dan Walt Disney. Film ini akhirnya mendapatkan dub englishnya di tahun 1997 dengan pengisi suara utama Kirsten Dunst.

 3. Grave of the Fireflies (1988)

Jika kamu mengira bahwa Studio Ghibli hanya membuat film-film bahagia, tunggu sampai saat kamu menonton Grave of the Fireflies yang dirilis tahun 1988.

Grave of the Fireflies (1988) | sumber: Ghblicollection.com
Grave of the Fireflies (1988) | sumber: Ghblicollection.com

Grave of the Fireflies (1988) mengambil latar pada  bulan-bulan penghujung perang dunia kedua.

Berdasarkan sejarah, Jepang memang ikut andil dalam perang ini. Namun sayang, Jepang juga harus menerima kekalahan setelah dipukul mundur oleh sekutu pada tahun 1945.

Film Grave of the Fireflies menggambarkan kondisi dua bersaudara, Seita dan Setsuko, yang harus bertahan hidup dalam kondisi perang.

Sang ayah yang merupakan prajurit angkatan laut telah gugur di garda terdepan. Sedangkan ibunya terkena ledakan bom dan tidak bisa diselamatkan.

Sebagai anak sulung, Seita terpaksa banting tulang untuk merawat sang adik.  

Harta peninggalan kedua orang tuanya  hanya mampu menghidupi mereka dalam beberapa bulan saja. Setelahnya, Seita dan Setsuko terpaksa mencuri dan menelan serangga untuk terus bertahan hidup.

Tidak ada hewan ajaib atau sapu terbang dalam film ini. Segalanya terasa nyata hingga tiba-tiba air matamu sudah membuat sungainya sendiri.

Berkat ini, Grave of the Fireflies (1988) didapuk penghargaan dalam Blue Ribbon Awards dan Chicago International Children's Film Festival.

--

Tutut Setyorinie,
19 Mei 2022
Sumber: 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun