Rp 60.000? Lebih baik beli bakso 6 mangkok!
Sekitar satu minggu, 3 kartu pos tersebut saya biarkan mengeram di rumah. Hingga pada suatu ketika saya melihat postingan Instastory teman yang juga sedang menjejak Postcrossing.
Setelah curhat panjang lebar terkait pengalaman 'dibohongi' tarif prangko, teman saya akhirnya menyarankan untuk membawa print-out peraturan sebagai bahan perdebatan.
Saya pun menuruti, dengan catatan: ogah kembali ke kantor pos yang sama. Saya menjatuhkan pilihan pada kantor pos kota yang berjarak setengah jam perjalanan dari rumah.
Print-out di tangan, saya sudah bersiap mental jika kembali bertemu petugas yang keukeuh menyebut tarif di atas standar.
Beruntungnya, kali ini petugas pos tidak begitu keras kepala. Meski sempat menyebut angka 14 ribu, ia akhirnya bersedia untuk mencari info terkait tarif prangko terbaru. Dan terjawab, bahwa tarif prangko ke Amerika yang benar adalah 8 ribu.
AHH, saya tersenyum lega.
Setelah berhasil mengirim, kedongkolan saya kembali muncul akibat lama pengiriman kartu pos yang setelah sebulan tidak ada titik terang.
Saya mencari info terkait pengiriman dan menemukan bahwa kiriman pos bisa saja nyasar atau hilang karena tidak terdeteksi di sistem Pos Indonesia.
Tidak ada yang bisa saya lakukan selain memasrahkan pengiriman pada petugas pos setempat. Hingga pada 8 April'21, denting notifikasi Postcrossing berbunyi.