Mohon tunggu...
Tutut Setyorinie
Tutut Setyorinie Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Lingkungan

Warga Bekasi. Bermukim dekat TPST Bantar Gebang. Sedang belajar mengurangi sampah dengan 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒐𝒎𝒑𝒐𝒔 dan 𝒅𝒊𝒆𝒕 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌. Yuk, bareng!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Mengenal Dikotomi Kendali, Alasan Mengapa Kamu Harus "Legowo" terhadap Beberapa Hal

11 Juli 2021   13:08 Diperbarui: 11 Juli 2021   21:19 5493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dikotomi kendali dalam Filosofi Teras | sumber: dokumentasi pribadi

Depresi, jalan Henry menemui Filosofi Teras

Pertemuan saya dengan dikotomi kendali dijembatani oleh buku besutan Henry Manampiring berjudul "Filosofi Teras".

Uhm, kamu pasti pernah melihat buku ini di pajangan toko buku, atau instastory teman, bukan?

Saya sendiri telah mengetahui buku ini sejak lama. Tapi entah mengapa, ketika mengetahui judulnya yang memuat kata "filosofi"keinginan saya untuk membeli dan membaca buku ini menjadi ciut.

Buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring | sumber: dokumentasi pribadi
Buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring | sumber: dokumentasi pribadi
Terakhir kali saya membaca buku filsafat, saya hanya sanggup menyelesaikan seperempat bagian. Sisanya terbawa kantuk, bosan hingga bingung.

Eh, kok gitu?

Ya, filsafat yang sering menggunakan kata-kata njlimet tidak jarang membuat otak mumet! 

Namun ketika saya melihat cuplikan isi buku ini yang easy going dalam salah satu postingan teman, saya langsung memutuskan untuk memesannya di toko buku daring.

Buku berjumlah 312 halaman ini ternyata tidak semembosankan yang saya kira.

Pembawaan Henry yang renyah berkat insight anak muda, serta iringan quotes singkat dan memanjakan mata, sukses membuat saya melalap buku ini dengan lahap.

Pernahkah kamu mendengar bahwa guru terbaik adalah pengalaman? Ya, hal inilah yang telah mendasari Henry Manampiring menulis Filosofi Teras. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun