Ketika saya bertanya, "apa ada prangko?", Petugas pos tersebut tampak terkejut dan balas bertanya, "Prangko atau materai?"
Pertanyaan ini tidak sekali atau dua kali, saya temui. Hampir di setiap kantor pos yang saya datangi (mungkin sudah 10 tempat), pertanyaan ini adalah format balasan oleh setiap petugas pos.
Pada akhirnya, mereka menyarankan saya untuk langsung mengunjungi kantor pos pusat di kota.
Sesampainya saya di sana, format pernyataan tersebut kembali saya temui. Alih-alih kesal, saya justru merasa seperti cenayang yang bisa menebak arah pembicaraan.
Untunglah petugas pos itu mengatakan ada, dan membawakan prangko yang saya minta.
Dengan prangko, saya seolah sedang melihat kebudayaan yang berlangsung di suatu negara.
Hal ini dikarenakan prangko banyak berisi kebudayaan otentik, seperti hewan dan tumbuhan endemik, peristiwa tertentu, dan tempat-tempat yang khas di negara tersebut.
Salah satu prangko terbanyak dalam kartu pos, saya dapatkan dari Magdalena di Kanada. Ia menempelkan 6 prangko yang masing-masing memiliki nilai berbeda.
Ketika melihat prangko kiriman Magda, saya terkejut karena menemukan sosok wanita yang saya kenal sebagai Ratu Inggris.